Monday, April 16, 2012

Your Role

Halo sahabat semua, bagaimana hari-hari sahabat? Menyenangkan, menyebalkan, atau biasa-biasa saja? Saya berharap sahabat semua mempunyai hari-hari yang menyenangkan. Kali ini saya akan menuangkan yang ada dikepala saya sesaat setelah saya selesai makan di salah satu warung makan di sekitar kos saya. Tulisan yang saya angkat ini sebenarnya sudah terlintas di benak saya sejak beberapa waktu yang lalu. Baru kali ini saya berkesempatan menuliskannya.

Di suatu siang yang lumayan panas di kota Tangerang (tepatnya sih di Kecamatan Pondok Aren) tempat di mana saya berdomisili selama hampir 3 tahun terakhir. Saya telah berinteraksi dengan berbagai macam orang. Mulai dari tukang ketoprak, penjual nasi uduk, tukang jaga warung, penjual nasi, sampai tukang jahit keliling. Dari berbagai macam tukang yang saya ketahui tersebut saya mengambil beberapa kesimpulan dan pelajaran.

Cerita saya bermula ketika saya makan di salah satu warteg dekat kos saya. Saat itu ada sekitar 4 orang yang bersama-sama saya makan di depan rak kaca yang dipenuhi oleh sajian makanan ala warteg. Sepintas saya sempat menoleh ke luar warung dan saya lihat ada motor terparkir di depannya. Saya cukup tertarik dengan motor ini. Ya, motor ini dipakai oleh seorang yang bekerja sebagai  tukang pengantar rokok. Hmm... mungkin saja sahabat berpikir bahwa pekerjaan pengantar rokok jauh dari impian dan cita-cita sahabat bukan? Saya pun demikian, malah belum sempat terpikirkan oleh saya pekerjaan seperti ini.

Nah, apakah pekerjaan ini sepele? Saya berpendapat TIDAK. Mengapa? Nah di sini mulai terkuak judul dari tulisan saya kali ini—Role. Ya, role dalam bahasa Indonesia yang berarti peran. Secara sadar atau tidak, kita semua adalah pemeran dalam kehidupan ini. Misalkan saya sebagai seorang mahasiswa, sahabat mungkin sebagai penulis, reporter, wartawan, atau karyawan. Kita semua memegang peran yang tak boleh dianggap sepele atau remeh.

Setiap peran yang kita jalani ibaratkan gerigi pada  mekanika jam yang rumit. Setiap elemen satu dengan yang lainnya berkaitan dan saling membutuhkan. Jika satu saja komponen tersebut tidak bekerja sebagai mana mestinya maka bisa dipastikan jam Gadang yang ada di Padang Sumatra Barat dan Big Bang yang ada di London Inggris tidak akan berputar jarum-jarumnya. Satu gerigi kecil walau pun tidak signifikan mendukung gerigi-gerigi yang lebih besar untuk bergerak. Yang kecil tidak bergerak maka yang besar pula tidak akan bergerak.

Analogi ini saya rasa tepat mewakili peran kita di kehidupan ini. Semua, ada mahluk hidup di sekitar kita, ada tumbuhan di sekitar kita, bahkan kuman atau bakteri yang kerap kali kita anggap merugikan memiliki peran yang tidak sepele atau remeh. Sama seperti gerigi yang terdapat dalam mekanika jam di atas. So, jangan sekalipun menganggap remeh suatu peran atau yang lebih sering kita kenal dengan pekerjaan seseorang.

Sempat juga teringat oleh saya, ini lebih sering diungkapkan oleh para orang tua kita. Mereka sering berkata, “Seribu rupiah tidak akan genap tanpa satu rupiah”. Nah, terbukti kan? Peran yang kecil tidak bisa kita anggap sepele dan remeh. Semua yang ada saling melengkapi dan menggenapi.

Saya akan ambil contoh lagi, kali ini langsung yang bersentuhan dengan kita deh sehari-hari. Contoh ini saya alami sendiri. Sudah beberapa hari ini kotak sampah di kos saya terlihat penuh dengan sampah. Biasanya setiap seminggu 2 kali pasti ada si abang yang mengangkut membawa pergi sampah-sampah yang ada di kos saya. Namun, saya amati sudah ada sekitar seminggu lebih si abang yang biasa mengangkut sampah tidak kunjung tiba dan mengangkut sampah. Hal ini sangat menggaggu. Lingkungan terlihat tidak bersih dan kurang sedap dipandang mata.

Mungkin kalau berbicara “Sampah” kita semua terkesan merasa jijik, iya karena sampah identik dengan hal yang kotor dan sisa. Tapi sadarkan kita sahabat, sebenarnya kitalah yang menciptakan sampah tersebut. Sisa bungkus makanan kita, sisa apa saja dengan mudah dan entengnya kita melemparnya ke dalam kotak sampah. Padahal kita tidak pernah tahu dan mungkin tidak mau tahu kalau sampah tersebut akan membusuk jika tidak segera dibuang jauh-jauh.

Apa korelasi dua paragraf saya di atas dengan judul yang saya angkat? Ya, tentu saja saya memfokuskan peran si abang pengangkut sampah tadi. Perannya mungkin saja kalau kita melihatnya dengan sebelah mata dan sepele. Tapi coba bayangkan jika di kota kita tanpa ada seorang pengangkut sampah? Apa jadinya kota yang kita cintai ini? Pasti sudah terbayang di benak sahabat bukan? Kota yang kita cintai akan berubah menjadi tempat yang tidak nyaman untuk ditinggali, bau busuk di mana-mana, serta kebersihan yang semrawut yang kotor.

Tentu sampai pada paragraf ini sahabat mempunyai keinginan yang kuat membaca tulisan saya sampai akhir. Ya, mulai dari sekarang marilah kita sadari dan cerna tentang peran kita masing-masing. Saya rasa banyak sekali manfaatnya jika kita menghayati peran kita di hidup ini. Pertama, kita akan tahu bahwa kita ini penting dan kita memiliki peran yang jika tidak kita jalankan akan berdampak tidak baik bagi lingkungan kita. Kedua, kita akan semakin memiliki rasa tanggung jawab menjalankan peran kita sebaik mungkin. Dan yang terakhir, kita akan menjadi pribadi yang jauh dari kata sombong karena kita akan menghargai setiap peran/pekerjaan setiap orang.

Well, sahabatku tercinta... ada ribuan bahkan jutaan peran yang sudah diatur oleh Tuhan di bumi tempat kita berpijak ini. Bukan besar atau kecil peran yang penting tetapi bagaimana kita menjalankan peran tersebut dengan sebaik-baiknya. Ingat, pejabat tenar bergelimang harta juga peran, tukang cendol yang kita temui di pinggir jalan juga peran. Tidak ada bedanya bukan? So, sebagai pribadi-pribadi unggul mari kita lakukan peran kita dengan cara kita sendiri yang tentunya baik. Do the ordinary role by extraordinary manner... salam sahabat...

0 comments :

Post a Comment