Friday, September 30, 2011

Kerendahan Hati

Semakin hari saya semakin sadar posisi dan bagaimana saya harus bertindak. Selama ini masih banyak hal yang bertentangan dengan yang saya sadari saat ini. Bahwa jika kita ingin orang lain tahu kita kuat tidaklah harus menunjukkan kekuatan otot kita. Jika kita ingin agar orang lain tahu kita pintar tidaklah harus kita mengalahkan semua orang dan menjatuhkan orang lain demi terlihat pintar. Jika kita ingin dinilai orang lain bijak tidaklah harus menggurui semua orang. Cara-cara seperti itu menurut saya adalah cara yang kuno dan konvensional. Cara seperti itu sudah tidak lagi bisa diterima oleh semua orang. Memang ada yang masih menerima. Sudah saatnya kita melangkah ke arah perubahan diri. Menyadari jika banyak sekali cara-cara kita keliru. Dengan menyadari terlebih dahulu, kita tentu akan memiliki kemauan untuk membawa diri kita lebih baik.

Jika ingin orang lain tahu kita kuat bukan dengan menunjukkan kekuatan otot kita. Jika hal itu yang Anda lakukan, bukan orang lain yang menilai tapi Anda lah yang menganggap diri kuat. Belum tentu orang lain juga menilai Anda kuat. Masih ada cara-cara elegan yang bisa kita lakukan agar orang lain tahu kita ini kuat. Jika ingin orang lain tahu agar kita pintar tidaklah perlu kita medebat dan menjatuhkan lawan kita. Dan kebijakasanaan bukan dinilai orang dari cara kita menggurui orang. Dari ketiga ilustrasi itu caranya satu yaitu merendahkan hati kita.

Thursday, September 29, 2011

"Temu Kangen Teman-teman Tingkat II"

Sebelum tidur aku akan menuangkan kesan yang aku tangkap tadi di acara kumpul kelas tingkat 2. Agak lebay dikit, haha. Yang jelas rasa senang dan perasaan lega lah hasil dari acara itu. Sebut saja acara kumpul “Temu Kangen”. Sempat merasakan nikmatnya bolu meranti, berem yang bermerek “Cokro” dari Solo, trus ada Jenang Kudus, ada Keripik Bayam (kalau gak salah, hehe). Ditemani hujan menjadikan suasana semakin romantis (emang pacaran, hadeeeh). Cuaca memang sudah mendung dari sore harinya. Hujan pun sempat mengguyur sebentar. Acara ini bertempat di salah satu tempat di kampus, di tempat ini lah kami (kelas tingkat 2) biasanya setiap ada momen-momen penting mengadakan acara kumpul. Momen seperti menjelang ujian (UTS & UAS), dan juga momen seperti tadi “Temu Kangen” di selasar gedung J kampus STAN.

Awalnya dari selesai UAS semester 4 tidak begitu membuat saya sedih karena akan berpisah dan mendapat kelas baru. Mungkin karena chemistry-nya saya masih ada. Bagaimana tidak, saya yang merasakan dari selesai UAS sampai rapat kelulusan dosen. Mungkin aktivitas yang lumayan itu saya jadi merasa seperti masih satu kelas. Tapi di tengah jalan setelah mengantar salah satu teman setelah acara temu kangen, belum sampai kos, rasanya mendadak sedih (haaaa, memang saya ini melankolis). Sedih karena tidak bisa sama-sama satu kelas lagi, sedih tidak bisa ketawa-ketawa kocak bareng lagi, sedih gak bisa lagi meyaksikan kekonyolan-kekonyolan ulah si usil dalam kelas. Banyak hal yang membuat saya tersadar dan menjadikan sedih. Tapi harus diambil pelajarannya. Bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahaan. Memang perpisahaan itu menyakitkan tapi kita berpisah bukan untuk melupakan namun akan selalu mengingat. Mengingat saat kita sama-sama berjuang di semester 3 dan 4, berjuang agar kita bisa lulus semua, dan itu sekarang sudah terwujud. Setidaknya tinggal semester 5 dan 6 kawan. Setahun lagi kita akan lebih jauh berpisah. Lagi-lagi bukan perpisahan untuk melupakan, melainkan perpisahan untuk mengenang.

Monday, September 26, 2011

Cerita Kuliah Perdana di Semester 5

Hari ini harus aku tuangkan ke dalam catatanku di blog ini, hari yang berkesan. Hari ini (26/9) hari masuk kuliah pertama di semester 5 tahun akademik 2011/2012. Aroma kemenangan menjadi mahasiswa tingkat akhir tercium sudah, uang saku pun menanti. Dan gak kalah yang menanti pun adalah penempatan. Walau pun masih jauh (kurang lebih setahun lagi) tapi kami harus mempersiapkan hati agar di hari nanti kami ditempatkan tidak kaget dan siap fisik dan mental. That’s will be the best for us God gives us because God never gives us what we want but what we need. Believe it, everything in your life is not an accident but a big and misterious scenario from God to us all. So whatever happens to us, all we need is to accept it because that’s the best for us.

Oke balik lagi deh ke cerita hari ini, pagi ini aku bangun kesiangan, pukul 07.00 padahal alaram sudah aku set pukul 04.00. Aku langsung saja mandi tanpa melakukan apa-apa lagi. Bukan karena kuliah perdananku di semester 5 ini pukul 08.00 tapi lantaran aku ingin ke perpustakaan untuk meminjam buku. Dugaanku banyak yang akan berburu buku yang memang sangat terbatas baik dari jenis dan kuantitasnya di perpus di hari pertama, maklum berdasarkan yang aku dengar dari dosenku untuk menyediakan buku-buku di perpustakaan harus dengan mekanisme pengadaan. Dan itu (pengadaan buku) akan memakan waktu yang tidak singkat. Ya apa boleh buat aku berburu buku seadaanya.

Sunday, September 25, 2011

Cerita di Kala Siang Yang Panas

Hari minggu siang, tanggal 25 September 2011. Cuaca panas menghiasi kota Tangerang dan Bintaro. Suhu bumi menyengat kulit, di dalam kamar pun seperti spa yang tak berbayar ala kadarnya. Ditemani sebotol minuman dingin sambil menulis untuk ngisi postingan blogku sepertinya kegiatan yang tidak kalah seru, langsung saja kuhidupkan laptop, mampir sebentar buka pesbuk kemudian aku berkicau di sini, di blogku. Kangen juga rasanya lama gak posting di blog ini, maklum dari sebelum tanggal 15 kemaren sampai pembagian kelas serta jadwal kuliah, aku lebih sering berburu informasi tentang itu (red: persiapan kuliah semester 5) hingga blog ini yang biasanya subur oleh postingan-postingan akhirnya sepi. Hehe, but now I come back to spell everything I feel, I think and of course everything I wanna share to you.

Gak kerasa emang besok dah masuk perdana di semester 5, kelas baru menanti dan gak kalah seru juga, teman baru menyambut. Jadi tidak sabar rasanya menunggu jadwal perkuliahan seperti biasanya karena aku dari SD memang tidak suka libur lama-lama. Rasa bosan saat libur itu selalu datang dan kerinduan segera masuk lagi pasti menyeretku. Yah, apalagi jika sudah di perguruan tinggi, libur semester bisa sampai 3 mingguan, libur kenaikan tingkat (ajaran baru) bisa sampai 1,5 bulan... arrggghhh waktu yang lama. Aku lebih suka libur satu minggu cukup sehari saja yaitu hari Minggu. Tapi ini kan menurutku, bagaimana dengan teman2 ku? Kebanyakan temanku semakin banyak hari liburnya semakin senang mereka. Yah, kembali lagi ke kita masing-masing.

Friday, September 16, 2011

Di Balik Rapat Kelulusan Semester 4

Tanggal 15 September 2011, hari yang tidak begitu cerah, awan kelabu menggelayut di langit, hujan di sore hari turun dengan derasnya disertai angin kencang. Ada moment penting hari itu, saat di mana nasib mahasiswa akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) diputuskan kelulusannya untuk satu semester yaitu semester genap. Banyak kisah menarik sekaligus memilukan hati. Mulai dari kabar bahwa kelasku sendiri lulus 100%, tapi di lain pihak ada beberapa puluh teman seangkatanku yang masih tertinggal. Artinya mereka harus keluar dar kampus yang selama 4 semester atau kurang lebih 2 tahun menjadi kampus mereka.

Inilah yang menjadi resiko pilihan kita. kita harus berdebar-debar setiap semester menunggu rapat kelulusan. Bukan seperti universitas lain yang jika salah satu mata kuliah tidak lulus tidak akan di-Drop Out, Indeks Prestasi (IP) serta Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pun tidak ada standar untuk universitas lain. Jika di STAN, IP semester ganjil harus 2,40 dan IPK semester genap harus 2,75. Tidak itu saja, jika salah satu mata kuliah MPK, MPB, MKB terdapat nilai D (41-55) maka walau standar IP atau IPK mencukupi tetap saja harus keluar dari kampus ini. Bukan standar yang mudah dicapai bagi beberapa kawan seangkatanku. Itulah yang melatarbelakangi Drop Out tidaknya mahasiswa STAN.

Monday, September 12, 2011

Kesehatan itu Modal (Capital)

Tiba-tiba saja nafas terasa sesak pagi ini. Bangun dari mulai tidur sekitar pk 04.00. Tepatnya terbangun pukul 05.00. Artinya aku hanya tidur satu jam. Entah kenapa tidak terasa ngantuk lagi. Mungkin in akibat energiku di siang hari tidak ku gunakan untuk aktivitas berlebih. Maklumlah, liburan masih 2 minggu lagi sebelum masuk di semester awal tanggal 26 September.

Akhirnya pagi ini aku mulai dengan jogging di kampus. Pagi yang indah, udara masih segar dan bersih. Terakhir jogging sekitar seminggu yang lalu, padahal saya tidak sibuk bahkan kategori menganggur menunggu jadwal masuk kuliah. Tapi entah kenapa kemaren-kemaren rasanya selalu malas untuk berolahraga, baru pagi yang dibangunkan oleh batuk akhirnya saya bergegas jogging. Suasana kampus masih sepi, hanya ada bebarapa orang yang jogging.

Sunday, September 11, 2011

Materi Pajak

Materi Pajak Daerah

(will be updated soon)

Monday, September 5, 2011

Tantangan Itu Guru Kita Lho

Apakah Anda tipe orang yang suka akan tantangan? Jika ya, maka selamat. Anda telah memilih menjadi orang yang unggul dibanding yang lain. Karena kebanyakan orang akan enggan berpindah dari zona nyaman (comfort zone) yang telah mereka peroleh. Kebanyakan orang takut tidak akan menemukan posisi di mana mereka berada sekarang. Mereka berkeyakinan bahwa saat seperti inilah memang keadaan yang paling tepat untuk mereka. Mereka akan bergeming mencoba hal-hal baru apalagi yang menantang. Hal yang menantang memerlukan energi serta kemauan yang kuat untuk menaklukkannya. Percaya atau tidak, orang-orang di pucuk pimpinan suatu organisasi adalah mereka yang mau mengambil kesempatan pengembangan diri untuk lebih baik, kesempatan pengembangan diri ini lantas kita sebut sebagai –tantangan.

Sunday, September 4, 2011

Jakarta dan Kota Besar Menjajikan Mimpi?

“Wah kamu hebat ya, pulang dari Jakarta”
Kalimat itulah yang jadi pendamping yang senantiasa dilontarkan oleh orang-orang di kampung si A. Mereka menganggap hidup di Jakarta itu enak dan menjajikan. Memang ibu kota, Jakarta, dari tahun ke tahun menjadi incaran peduduk desa yang hendak mengadu nasib ke ibu kota. Alih-alih ingin seperti si A, tanpa keahlian yang menjamin bisa bertahan di ibu kota, nekat berangkat demi asa yang lebih baik. Fenomena ini kita saksikan setiap selesai lebaran. Para pemudik kembali dari kampung halaman bukannya berkurang malah bertambah banyak. Dan celakanya mereka mereka yang ingin menikmati hidup di Jakarta, pergi tanpa keahlian yang memadai. Kalau sudah begini, mereka hanya akan menjadi beban Pemerintah DKI maupun Pemerintah Pusat.

Saat ini penduduk Jakarta sudah mencapai 9 jutaan, ditambah lagi pemudik yang membawa sanak keluarganya dengan harapan bisa mencari kehidupan yang lebih layak tanpa menghiraukan skill dan keahlian yang dimiliki. Tidak ada yang menyalahkan memang, semua orang berhak untuk pergi ke kota untuk mencari penghidupan dengan catatan mereka mempunyai kemampuan untuk dapat menghidupi diri mereka sendiri. Jika hanya bermodalkan nekat dari kampung pergi ke Jakarta atau kota-kota besar lainnya, maka tak mengherankan bukannya hidup enak malah beratnya hidup di Jakarta yang mereka alami.

Thursday, September 1, 2011

5 Hal Yang Bisa Kita Pelajari Dari Semut

Tuhan menciptakan semua makluk di dunia ini pasti ada alasan yang tepat. Septerti Tuhan menciptakan semut. Binatang yang kerap kita anggap merugikan dan mengganggu kita. Tapi, tentu saja itu anggapan yang tidak salah juga tidak benar. Semut hanya mencari makan dari makanan sisa yang tidak sengaja kita tumpahkan, apakah mereka salah? Tanpa makanan sisa itu, maukah kita semua memberi makan semut agar mereka tidak menggaggu kita? Tentu ini akan menambah pekerjaan kita bukan?

Kita bisa belajar beberapa keteladanan yang bisa kita terapkan di hidup kita sehari-hari. Lihatlah begitu Tuhan menciptakan binatang bernama semut. Mengapa semut harus memakan makanan sisa yang tumpah tadi? Karena jika makanan tersebut tidak dimakan semut maka sisa makanan tadi akan menjadi bakteri yang merugikan kesehatan kita. Nah, bukankah semut mencegah itu? Jadi jika sekarang kita melihat semut memakan makanan sisa tersebut jangan buru-buru marah-marah tidak jelas, tapi kita bisa secara bijak menyapu atau membersihkannya segera agar mereka tidak ada di dalam rumah kita.

Doomsday, Will It Be?

Honestly, if you think something it will influence you. It will accompany you, it can make you worry. Yeah, like my dream one night. I felt so woried, big flood was going to hit our land. It was so terrible. Till now, I feel my fear of my dream.

I can’t tell you sistematically about my dream and the detail. And I don’t have any means to make you fearful. This gonna be my writing, a writing of human being feeling what he underwent. Many exerpts of messange I understood and I realize now what my dream means. I needn’t worry more than I should be.

Hope, Feeling, and Pleasure of Mine

New Month has come, has my new spirit and hope come too? I think the answer is depend on how I face what will come. Yeah, I’m only a commoner having bad mood and good mood. But, being a moody is not good. We won’t be constistent to do what we should do.

Then, being moody is our choice. Why? Of course, isn’t this life a choice? I link it to that words. Life is choice. You wanna be serious, mad, easy, or whatever you like to be providing you don’t harm others. It’s legal you decide to choose your life. No one has the right to ban your choice. We are independent man.