Wednesday, December 28, 2011

Liburan Ke Rumah Nenek


Suasana di kampus begitu sepi, maklum libur Natal dan Tahun Baru datang. Teman-temanku mungkin saat ini sudah bersantai di rumah masing-masing, menikmati moment-moment indah bersama Ayah, Ibu, serta Saudara-Saudara mereka. Liburan kali ini saya memutuskan pulang ke rumah nenek, hmmm sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke rumah nenek. Terakhir ke sana saat saya masih duduk di kelas 3 SD. Terbayang sudah berapa lama kan?

Rumah nenek saya di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Cilacap. Mungkin sekarang sudah banyak berubah. Dahulu saat saya di sana rumah nenek masih sangat sederhana namun hal itulah yang membuat saya rindu. Hal terbesar yang mendorong saya pulang ke rumah nenek adalah berjiarah ke makam buyut dan eyang lanang (red: kakek) saya. Maklum waktu mereka menghadap Tuhan saya tidak sempat pulang ke rumah nenek.

Monday, December 26, 2011

Sebentar Lagi Tahun Baru 2012

Lembaran baru, tahun baru sudah di depan mata. Penghujung tahun yang kian hari kian hendak hilang terganti oleh anyar tahun baru disertai pengharapan dan resolusi/rencana yang baru. Hingga jari jemariku ini menari di atas keyboard, rasa terima kasih yang tak terkira aku panjatkan kepada Tuhan. Sampai saat ini Tuhan masih berkenan memberikan kita semua hidup yang baik. Ya Tuhan terima kasih atas semua anugrah hidup ini. Berikanlah kami hidup yang lebih baik di tahun depan dan tahun-tahun mendatang.

Bagaimana dengan Anda? Sudahkan Anda menyiapkan resolusi untuk tahun 2012? Ngomong-ngomong dengan tahun 2012, mungkin sebagian besar dari kita merasa takut atau khawatir. Bagaimana tidak, sebut saja film yang mengangkat kisah berakhirnya dunia ini dikarenakan bencana air bah besar yang melanda bumi ini yang diangkat dalam film-film bertemakan “Kiamat” sukses menarik perhatian kita semua. Well, kata “Kiamat” tentu saja membuat kita sedikit khawatir atau gelisah. Benarkah tahun 2012 akan kiamat?

Saturday, December 17, 2011

Cinta Itu Antara Senang Dan Sakit

Kalau orang menyebut cinta itu misteri, saya akan membenarkan pendapat itu. Saya pun bingung dibuat oleh yang namanya cinta. Lima kata yang penuh ketidakpastian. Tapi jika seorang sedang jatuh cinta, wah di sini nih letak indahnya cinta. Eitss tapi hati-hati juga ketika cinta tidak memihak padamu, patah hati dan rasanya dunia ini mau runtuh saja. Apakah saya berlebihan? Tentu saja penilaian setiap orang berbeda-beda. Ada yang setuju dengan saya, mungkin ada juga yang membantahnya. Yah, itu sah-sah saja.

Ingin sekali rasanya saya menemukan cinta sejati yang sering disebut-sebut. Cinta sejati? Sampai usia saya yang sudah menginjak kepala 2, bagi saya cinta sejati itu masih belum bersedia mampir di kehidupan saya. Namun saya bahagia karena saya bisa merasakan apa itu cinta. Yaah walaupun sering cinta bertepuk sebelah tangan. Sungguh menyedihkan bukan? Ya, begitulah kenyataanya.

Thursday, December 15, 2011

Semoga Lampung Segera Damai Kembali

Sungguh terkejut saya mendengar pertanyaan si abang Doel. Beliau menanyakan tentang berita pembantaian di daerah Mesuji, Lampung. Mungkin karena saya dari Lampung maka pertanyaan itu seolah-olah ingin mencari penegasan jawaban. Dan saya baru mendengarnya. Akhir-akhir ini saya tidak pernah menyaksikan berita update di televisi. Maklum di kamar kosku tidak ada TV. Oya, si abang Doel ini adalah penjual ketoprak yang telah kukenal dari saya tingkat pertama (semester awal) saya kuliah di STAN. Kami sering terlibat percakapan yang kadang saya banyak belajar dari kearifan seroang penjual ketoprak. Pengetahuannya update, ngomongin tentang politik oke, soal agama jangan ditanya.

Sontak pertanyaan itu membuat saya merasa kaget dan setengah tidak percaya. Bagaimana bisa, daerah Lampung yang menjadi tanah kelahiranku yang begitu damai kini mulai bergejolak. Sungguh berita yang menurutku tidak menyenangkan. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang jarang sekali terekspose. Baik ketika di suatu daerah lain di Indonesia yang mengalami bencana alam, dengan rasa syukur Lampung tidak pernah termuat di berita sebagai daerah yang tertimpa bencana alam. Bukan karena media tidak mendapat akses ke sana melainkan Tuhan masih menyayangi masyarakat Lampung dengan diberikannya ketentraman dan dijauhkan-Nya dari bencana alam.

Bakar Jagung Dengan Keluarga Baruku

Malam semakin larut, aku pamit pulang ke kos mendahului teman-teman yang kini sudah kuanggap keluargaku yang masih berkumpul di kosan Nico. Ya, malam itu kami (kelas 3X Akuntansi) mengadakan kumpul-kumpul bareng sambil bakar jangung dilanjutkan bakar pisang. Moment ini yang membangun suasana kekeluargaan yang kompak semakin kuat. Dari 35 anak di kelas hampir separonya datang di acara malam itu. Sungguh suatu kebanggaan dan kebahagiaan ada di tengah-tengah mereka. Terima kasih Tuhan, engkau telah mengirim hamba di antara keluarga baru yang hebat. Hebat yang aku kagumi dan banggakan.

Sampai pada goresan tulisan ini menghiasi blogku, aku pada kesimpulan yang dari jauh-jauh hari telah matang oleh pemahamanku sendiri. Di kelas baruku saat ini ada seorang yang menurutku memiliki jiwa perekat satu sama lainnya. Atau bahasa lebih formalnya adalah “father of the class”. Yuppzz dia adalah Indra, nama lengkapnya Indra Hidayat. Rasa hormat dan terima kasihku yang dalam kutunjukkan padanya. Berkat keinginan dan kemauannya membangun suasana kelas lebih dekat kini aku lihat menemui titik terang. Semakin terang, seterang lentera di saat gempit gulita.

Monday, December 12, 2011

Aku Di Mata Mereka (Teman-Temanku di Tingkat Akhir)

Hati saya gembira senang tak terkira... keluarga baru hadir di hatiku. Yupzz, ini adalah buah dari makrab kelasku (3X Akuntansi Pemerintahan) di tingkat akhir. Makrab yang berlangsung di puncak tepatnya di daerah Mega Mendung Puncak, Bogor kali ini dimulai pada hari Jumat Tanggal 9 Desember 2011 berakhir hari Minggu 11 Desember 2011. Kali ini saya hanya baru akan menuliskan testimoni teman-teman terhadap saya. Here you are the testimony of my friends to me... (aku tulis apa adanya).

“Wayan itu pembawaannya tenang. Kalem. Cocok jadi ketua yang bisa ngatur dengan cara yang bijak. Sukses selalu ya wayan. (^_^).”

“baik, pinter, sabar :)”

“(+) Baik, pinter, kalem, Rajin. (-)Ngomongnya gak lancar, garing, jail”

Thursday, December 1, 2011

Cara Membuat Widget Feedjit

Berawal dari melihat widget cantik di blog salah satu blogger yang berkunjung ke blog saya, saya melihat widget “Live Traffic Feed”. Apa sih widget Live Traffic Feed itu? Jawaban sederhananya tentu saja untuk mengetahui pengunjung blog kita dari mana saja. Saya ingin mengabadikan pengetahuan saya tentang menambah widget yang satu ini di blog saya. Oke langsung aja deh gimana caranya menambahkan ke blog kita terutama blog di blogspot. Cekidot:

Monday, November 28, 2011

Kisah Nyata Kesabaran dan Pengorbanan Seorang Istri

Sore hari sekitar pukul 17.00 tidak sengaja saya menemukan note ini di-post oleh salah seorang kawan di grup angkatan... saya sangat tersentuh dengan kisah ini, saya merasa perlu menyerbarkan cerita ini agar semua orang tahu dan ikut merasakan apa yang saya rasakan. Mencintai bukanlah menuntut untuk mendapat apa yang kita mau, tetapi mencintai adalah rela mengorbankan jiwa dan raga kita untuk yang kita cinta. Itulah menurutku yang disebut cinta sejati.

Kisah ini saya sajikan apa adanya atau saya kopas... bagi pihak yang merasa ini adalah karya tulisannya, saya mohon ijin menyajikannya di blog saya karena saya pribadi merasa perlu agar lebih banyak orang yang tahu kisah yang memilukan dan mengharukan ini sekaligus sangat menarik ini

Selamat terenyuh para pembaca yang baik hati... ambillah pelajaran yang terkandung di dalamnya. Semoga apa yang saya sajikan bisa bermanfaat. Sebarkan jika kamu merasa perlu lebih banyak orang yang tahu kisah ini. Selamat membaca...

Saturday, November 26, 2011

Cuci, Futsal, Warkop Hingga Penempatan

Jemariku kian ingin menggoreskan tinta, ingin terus menyapa pembaca yang mulai dari berbagai kalangan mampir di blogku. Ada rasa terharu dan senang. Banyak yang suka curcol (curhat colongan)-ku. Sebenarnya aku ingin menyampaikan apa saja yang ada di kepalaku kepada pembaca semuanya. Siang ini kembali jari-jariku asyik menari di atas keyboard laptopku. Menuangkan setiap kesan yang tertangkap oleh indra ini, mengajak semuanya merasakan apa yang aku rasakan. Kebetulan hari ini hari Sabtu, 26 November 2011, itu berarti weekend. Waktu yang lumayan luang bagiku, seorang mahasiswa yang selain kuliah tidak ada kesibukan berarti.

Pagi kumulai dengan bangun agak siang, pukul 06.00. Ada keinginan merefresh diri sejenak mengambil ember berisi setumpuk baju kotor. Bagiku mencuci baju itu adalah caraku menghibur diri. Di tengah ujian seperti ini, aku perlu hiburan yang tentunya tidak mahal dan dengan mudah bisa aku lakukan, yaitu mencuci. Sekali lagi hanya dengan mencuci bajuku. Simple kan cara ku menghibur diri? Yupzzz, aku bisa menikmati mencuci sebagai kegiatan merenungi kegiatan-kegiatanku sebelumnya. Memikirkannya lagi, kalau bahasa kerennya itu evaluasi.

Thursday, November 24, 2011

Tuhan Sahabat Terbaik

Bisakah kita semua bayangkan, jika setiap kita menghirup oksigen kita harus bayar? Setiap kita berbicara harus mengisi pulsa layaknya alat komunikasi? Setiap kita melangkah atau bergerak kita harus membeli bahan bakar? Jika itu terjadi, bisa dibayangkan betapa berat hidup ini. Tapi hal itu tidak terjadi dalam hidup kita, Tuhan memberi kenyamanan bagi kita. Tuhan menciptakan pohon untuk memproduksi oksigen agar makhluk hidup di muka bumi ini bisa bernafas dengan baik. Tuhan memberi kita pita suara yang ajaib agar kita bisa berbicara tanpa berbayar. Tuhan menciptakan engsel yang tak ada tandingannya sehingga kita bisa bergerak, berjalan dengan baik.

Kalau dihitung-hitung, nikmat yang Tuhan berikan tidak akan pernah bisa kita hitung. Selama ini saya yakin, kita melupakan nikmat Tuhan dan kita cenderung menuntut Tuhan mengabulkan doa-doa kita yang berasal dari nafsu kita akan sesuatu. Tapi beruntunglah kita semua karena Tuhan tidak pernah perhitungan memberikan kita apa pun yang kita inginkan. Perlu diingat, bukan semua keinginan kita yang Tuhan berikan tetapi yang terbaik buat kitalah Tuhan beri. Mungkin saja “A” baik menurut kita pribadi, tapi Tuhan lebih tahu yang terbaik itu “B” untuk kita. teruslah kita semua menjadi pribadi-pribadi yang pandai mengucap syukur kepada Tuhan.

Wednesday, November 23, 2011

I Still Love You But I Should Realize

Can you lie your heart? Does it succeed? I can’t run to hide from my feeling. How hard I try to forget her but she will come to my mind when I meet her. And the fact is it’s impossible to get her for me. Am I poor enough? I think yeah. Then, love is not about desire, love is always thinking someone even when you don’t want to do it. Stop? Not yet. Love isn’t such simple. It’s complicated. I am and may be most people think so. There is no certainty in love, always unpredictable and mysterious.

How many times do you ever feel in love? The answer may vary. I myself ever feel this twice. First when I was at Senior High School. I found a girl making my feeling always think about her, I wanted to be closed with her every time, I always wanted to know what she felt, I was happy to think about her. And that feeling goes till now. I’ve been successful to forget her from my mind. She has becomes a queen on my mind. Then the second, I feel the same feeling as I felt when I was at Senior High School. A girl stealing my concern. She reminded me to a girl I’d loved before. [sigh]... is this normal to love two girl? Yes or No I can lie my feeling, this is what I am feeling now.

Tuesday, November 22, 2011

Hujan dan Ujian MatKul Budaya Nusantara

Mendung menggelayut di atas langit Bintaro siang itu, tanpa panyung aku selonong berangkat ke kampus karena hari itu Ujian Tengah Semester V hari ke-2. Tepatnya tanggal 22 November 2011. Agaknya alam kurang bersahabat kali itu. Jam tangan omegaku menujuk pukul 10.30, waktu seperti kemarinnya (hari pertama ujian) aku berangkat ke kampus. Aku dengar kilat petir menggaung-gaung tidak terlalu keras seolah memberi petanda akan turun hujan deras. Sampai di jalan di depan kos terlihat yang lain terburu-buru menghihdari hujan. Aku salah satu dari rombongan itu menyusuri gang kecil di antara perumahan penduduk dan lingkungan kos-kosan. Baru beberapa meter aku melangkah rintik hujan bagai meteor jatuh. Sontak aku dan sebagian besar lari menghindari hujan. Apalagi aku tidak membekali diriku dengan payung.

Makin lama makin deras saja, gang-gang kecil jalan biasa kami lewati menuju kampus semakin sesak oleh antrian mahasiswa yang sama seperti diriku, mereka juga hendak ujian pukul 11.00. kepalaku sudah kuyup terguyur air hujan, ahh tak ku hiraukan yang penting aku tidak terlambat sampai di ruang ujian. Di gerbang kalimongso memang macet ketika ujian datang, gerbang yang hanya memiliki lebar 1 meter lebih sedikit itu harus menampung mahasiswa yang hilir mudik. Pukul 10.30-an memang arus balik dan berangkat mahasiswa. Otomatis ini memacetkan gerbang tersebut. Ini bukan sembarang macet, ini macet manusia. Kadang lucu juga sih membayangkan, tidak heran kalau macet kendaraan jika hendak pergi di Jakarta. Tapi kami harus berpuas diri macet juga di gerbang kalimongso. Haha, ini lah yang akan mengingatkanku kenangan kuliah di kampus tercinta—STAN.

Thursday, November 17, 2011

Manajemen Organisasi Kaitannya Dengan Leadership

Manajemen. Kata ini selalu menjadi misteri yang menarik hati. Manajemen erat kaitannya dengan leadership (kepemimpinan). Suatu organisasi yang baik pasti menerapkan teori-teori manajemen yang bagus dan aplikatif. Manajemen yang baik pasti memiliki leader yang handal. Suatu organisasi pada mulanya harus memiliki visi yang jelas agar tahu ke mana arah organisasi akan dibawa. Visi ini yang akan melahirkan misi. Misi inilah yang menjadi ruh atau pegangan operasional elemen-elemen manajemen. Ada pemimpin (manajer puncak), ada kepala bagian (manajer menengah), serta pelaksana (manajer bawah). Setiap elemen harus melegitimasi wewenangnya ke level yang lebih rendah kemudian akan diminta pertanggungjawabannya.

Persoalan muncul ketika organisasi itu baru lahir dan hendak berkembang. Di sinilah dituntut jiwa leadership yang kreatif, inovatif, serta inisiatif untuk menggerakkan keadaan statis organisasi menuju tujuan organisasi yang hendak dicapai. Dari leader inilah akan lahir para penerus yang akan menelurkan penerusnya juga. Kemudian dengan praktik-praktik manajemen yang disiplin akan tercipta suatu pergerakan organisasi yang harmonis menuju tujuan organisasi. Baik itu organisasi profit oriented, charity oriented, dan sebagainya tentu memiliki tujuan yang berbeda pula.

Thursday, November 10, 2011

Pemimpin Itu Bagaikan Buah, Bambu, dan Pohon

Isu-isu kepemimpinan dewasa ini santer menyambangi rongga telinga kita. Sebuah pengharapan dan sandaran kepercayaan dialamatkan pada ia yang ditampuk pimpinan. Memimpin itu bukan hal yang mudah, diperlukan suatu penyerahan setulusnya dari dalam diri kita jika kita dipercaya mempimpin. Saya tidak percaya pemimpin yang baik itu adalah ia yang mementingkan dirinya sendiri. Seorang disebut pemimpin jika dia mau dan sanggup mengiklaskan kepentingan-kepentingannya untuk mereka yang dipimpinnya. Sepertinya kata-kata saya ini bak kecapan embun di nuansa yang kering. Yah, setidaknya saya memimpikan sebuah perubahan yang nyata. Perubahan yang diinisasi oleh para pemimpin kita. jika saja hal itu terjadi, maka kata-kata “Korupsi”, “Kemiskinan”, “Pengangguran”, dan Saudara-saudaranya hanya akan menjadi perbendaharaan kata di kamus. Hanya bisa kita temui saat sibuk membolak-balikkan kamus besar yang menyimpan rapat-rapat kosa kata tersebut.

Lantas, dari manakah kesimpulan-kesimpulan yang saya uraikan di atas? Tentunya dari adonan kue yang tersaji di meja kehidupan sehar-hari. Saya belum menemukan sosok pemimpin yang benar-benar saya idamkan. Setidaknya saya memiliki kriteria, sosok yang benar-benar menghayati posisinya. Mengapa dia memimpin, siapa yang ia pimpin, dan bagaimana sebaiknya saya berlaku? Rentetan pertanyaan-pertanyaan itu tentu mudah dijawab oleh sosok pemimpin sejati. Lihatlah kondisi negara kita sekarang ini? Pemimpin hanya diukur dengan jabatan, kekuasaan, dan uang. Tidak lebih. Dia yang sanggup mencapai jabatan tertinggi, merampas kekuasaan yang tidak semestinya, serta mengisi pundi-pundi kantong pribadi dengan rupiah selama ini diamini adalah seorang pemimpin. Itukah yang kita sebut pemimpin? Saya katakan tidak!

Thursday, November 3, 2011

Sehambar Sayur (Judulnya Biar Menarik, :p)

Akhir-akhir ini berbagai macam rasa aku alami. Mulai dari rasa senang, sedih, dan juga bingung. Langit pun akhir-akhir ini sering mendung dan kelabu, sejoring dengan suasana hati yang tak menentu. Tapi menurutku ini hal yang wajar dan aku anggap saja ini sebuah proses pendewasaan diri. Dari sini aku belajar banyak, tentang cinta, persahabatan, dan ikatan emosional. Bingung? Semoga saja tidak. Ya, akhir-akhir ini aku mengalami guncangan rasa yang beragam. Rasa malas pun tak mau ketinggalan kereta.

Entah mulai dari mana tulisan ini agar semua yang aku alami tertuang lengkap. Tapi aku juga tidak ingin berlama-lama mendukung hatiku yang memang melankolis. Sempat juga komen-komenan di fesbuk dengan guruku di SMK, beliau sudah aku anggap ibuku sendiri, aku akhirnya memanggilnya dengan dua versi bahasa. Kebetulan beliau adalah guru Bahasa Inggris. Versi Bahasa Inggris aku memanggil beliau dengan sebutan “Mom”, sedangkan versi Bahasa Indonesia aku memanggil beliau dengan sebutan “Bunda”. Seakan beliau tahu aku lagi jatuh cinta. Haha, Thanks Mom, I know you know because you’d felt it in the past and mainly becuase we are close each other...

Saturday, October 22, 2011

SMS Dari Adikku (Rindu Ibu, Ayah, dan Adikku)

Tiba-tiba saja adikku sms, “Osa. Bro krm almt email w dunk”. Bergitu persih sms yang kuterima sesaat setelah aku menyantap makan malam di kos sendirian, ditemani rasa dingin nan sejuk sehabis hujan serta musik di playlist ku-set satu lagu yang kusukai—I’m Yours. Rasa kangen spontan menyinggahi hatiku, rindu akan rumah, terutama suasana persis seperti kalau habis hujan begini. Pasti kalau di rumah, aku dan si adikku yang bandel (aku sering meledek dia dengan sebutan bandel) asik ngobrol, menceritakan kisahku yang tak seberapa ini dengan harapan bisa memotivasinya. Dari timur sampe ke barat, kembali lagi ke timur. Tidak akan pernah habis rasanya bahan obrolan kami di rumah. Maklum saja, di rumah hanya tinggal kami ber-empat, aku (sebelum kuliah jauh), adikku, ayahku, dan ibuku.

Ayah biasanya pergi istirahat lebih dulu, mungkin saja rasa pegal, capek, dan lelah mengalahkan keinginannya untuk mengobrol bersama kami (aku dan adikku) setelah seharian mengurus ladang dan ternak. Sedangkan ibu sibuk di dapur menyiapkan keperluan untuk besok paginya atau sibuk membuat canang (sarana persembahyangan) tapi biasanya kalau aku lagi pulang waktu libur kuliah pasti lebih sering dan hampir setiap saat aku dan ibuku terlibat percapakan yang seru dan tak mengenal waktu (haha, jadi homesick). Tinggallah aku dan adikku yang ngalor-ngidul ‘kata orang jawa’ ngobrol. Sejak aku kuliah di Jakarta, suasana itu semakin aku rindu, obat yang paling mujarab menghilangkan rasa rindu itu adalah menelfon ibu, bapak, dan adikku.

Tuesday, October 18, 2011

Pohon (part I)

Pohon. Saya sangat menyukai pohon. Banyak nilai yang bisa kita ambil dari sebuah pohon. Mungkin saja selama ini kita acuh dengan lingkungan sekitar, kita tidak menyadari setiap saat selalu berdampingan dengan si tuan pohon. Merasakan manfaat darinya. Kali ini saya tidak membahas peranan pohon di kehidupan kita secara ilmiah, saya kali ini lebih membahas “Filosofi dari pohon”.

Momen mengingat-ingat pohon, jadi teringat rumah saya di Lampung. Rumah yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar, rumah yang dikelilingi pohon rindang, rumah yang masih menyediakan keteduhan tanpa asesoris pendingin ruangan. Ya, itulah rumahku. Rumah yang letakknya di desa, rumah di mana aku dibesarkan dan dididik kedua orang tuaku, rumahku tercinta.

Pernahkah Anda melihat pohon tumbuh di padang seorang diri tanpa pohon yang lain di sekitarnya? Dari sana kita akan mudah mengenali filosofi dari kehadiran pohon tersebut. Menjadi tempat singgah para burung-burung, menjadi tempat semut-semut hidup, menjadi pelindung pengembala dari sinar matahari di siang hari, menjadi penyangga air tanah, menjadi mesin penghasil oksigen yang kita hirup sehari-hari. Itu hanya peran yang bisa secara spontan kita nyatakan dari sebatang pohon saja.

Mungkin kali ini segitu saja dulu, karena besok saya quiz. Nantikan part lainnya ya... *O*. Semoga dengan merenung lagi kita bisa menggali nilai-nilai yang pohon ajarkan...

Tuesday, October 11, 2011

Di Balik Didikan Orang Tua (Nilai Kejujuran)

Akhir-akhir ini saya sering sekali mendengar kata “Kejujuran”. Lebih sering dari biasanya. Dosen di kelas pun membahasnya di sela-sela pembelajaran mata kuliah. Terutama dosen Audit Keuangan Sektor Komersial saya. Tentunya bukan tanpa maksud beliau menyampaikan ini kepasa kami (mahasiswa). Memang sekarang ini amat mahal kejujuran itu. Mudah diucapkan namun begitu sulit dilakukan. Tapi entah mengapa saya selalu yakin jika kejujuran itu bukan bermuara pada “Keajuran” namun saya lebih setuju jika kejujuran bertemu kata “Makmur”. Jujur itu makmur bukan ajur.

Kalau mau mengingat-ingat lagi kata kepala sekolah saya di SMK, beliau sering berkata kepada saya, “Sekolah untuk menghasilkan orang pintar itu banyak sekali, namun sekolah yang menghasilkan orang jujur itu tidak ada”. Memang benar adanya. Kejujuran itu pada dasarnya adalah keinginan hati bukan dari luar. Jika hatimu gundah tatkala melakukan sesuatu yang tidak jujur, maka jangan sekali lagi engkau melakukan hal yang sama dan serupa. Ikuti kata hatimu, karena hatimu tidak pernah berbohong.

Saturday, October 1, 2011

Children Learn What They Live (Dorothea Law Nolte)


“Jika anak hidup dengan kritik, dia akan belajar menghukum.”

“Jika anak hidup dengan kebencian, dia akan belajar berkelahi.”

“Jika anak hidup dengan ejekan, dia akan belajar merasa malu.”

“Jika anak hidup dengan rasa malu, dia akan belajar merasa bersalah.”

“Jika anak hidup dengan toleransi, dia akan belajar sabar.”

“Jika anak hidup dengan dorongan, dia akan mempelajari keyakinan.”

“Jika anak hidup dengan pujian, dia akan belajar memuji.”

“Jika anak hidup dengan keadilan, dia akan belajar adil.”

“Jika anak hidup dengan keamanan, dia akan belajar memiliki keyakinan.”

“Jika anak hidup dengan persetujuan, dia akan belajar menyukai diri sendiri.”

“Jika anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan, dia akan belajar menemukan cinta di dunia.”

Baca bukunya Ucok Sarimah, “Etika Profesi Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan R.I.”  ehh di dalemnya ada quote seperti ini. Yaudah karena saya merasa agar tidak saya saja yang bisa menikmati kata-kata mutiara ini sekaligus sebagai bahan renungan kita semua, akhirnya saya posting saja di blog ini.

Semoga bermanfaat....

Friday, September 30, 2011

Kerendahan Hati

Semakin hari saya semakin sadar posisi dan bagaimana saya harus bertindak. Selama ini masih banyak hal yang bertentangan dengan yang saya sadari saat ini. Bahwa jika kita ingin orang lain tahu kita kuat tidaklah harus menunjukkan kekuatan otot kita. Jika kita ingin agar orang lain tahu kita pintar tidaklah harus kita mengalahkan semua orang dan menjatuhkan orang lain demi terlihat pintar. Jika kita ingin dinilai orang lain bijak tidaklah harus menggurui semua orang. Cara-cara seperti itu menurut saya adalah cara yang kuno dan konvensional. Cara seperti itu sudah tidak lagi bisa diterima oleh semua orang. Memang ada yang masih menerima. Sudah saatnya kita melangkah ke arah perubahan diri. Menyadari jika banyak sekali cara-cara kita keliru. Dengan menyadari terlebih dahulu, kita tentu akan memiliki kemauan untuk membawa diri kita lebih baik.

Jika ingin orang lain tahu kita kuat bukan dengan menunjukkan kekuatan otot kita. Jika hal itu yang Anda lakukan, bukan orang lain yang menilai tapi Anda lah yang menganggap diri kuat. Belum tentu orang lain juga menilai Anda kuat. Masih ada cara-cara elegan yang bisa kita lakukan agar orang lain tahu kita ini kuat. Jika ingin orang lain tahu agar kita pintar tidaklah perlu kita medebat dan menjatuhkan lawan kita. Dan kebijakasanaan bukan dinilai orang dari cara kita menggurui orang. Dari ketiga ilustrasi itu caranya satu yaitu merendahkan hati kita.

Thursday, September 29, 2011

"Temu Kangen Teman-teman Tingkat II"

Sebelum tidur aku akan menuangkan kesan yang aku tangkap tadi di acara kumpul kelas tingkat 2. Agak lebay dikit, haha. Yang jelas rasa senang dan perasaan lega lah hasil dari acara itu. Sebut saja acara kumpul “Temu Kangen”. Sempat merasakan nikmatnya bolu meranti, berem yang bermerek “Cokro” dari Solo, trus ada Jenang Kudus, ada Keripik Bayam (kalau gak salah, hehe). Ditemani hujan menjadikan suasana semakin romantis (emang pacaran, hadeeeh). Cuaca memang sudah mendung dari sore harinya. Hujan pun sempat mengguyur sebentar. Acara ini bertempat di salah satu tempat di kampus, di tempat ini lah kami (kelas tingkat 2) biasanya setiap ada momen-momen penting mengadakan acara kumpul. Momen seperti menjelang ujian (UTS & UAS), dan juga momen seperti tadi “Temu Kangen” di selasar gedung J kampus STAN.

Awalnya dari selesai UAS semester 4 tidak begitu membuat saya sedih karena akan berpisah dan mendapat kelas baru. Mungkin karena chemistry-nya saya masih ada. Bagaimana tidak, saya yang merasakan dari selesai UAS sampai rapat kelulusan dosen. Mungkin aktivitas yang lumayan itu saya jadi merasa seperti masih satu kelas. Tapi di tengah jalan setelah mengantar salah satu teman setelah acara temu kangen, belum sampai kos, rasanya mendadak sedih (haaaa, memang saya ini melankolis). Sedih karena tidak bisa sama-sama satu kelas lagi, sedih tidak bisa ketawa-ketawa kocak bareng lagi, sedih gak bisa lagi meyaksikan kekonyolan-kekonyolan ulah si usil dalam kelas. Banyak hal yang membuat saya tersadar dan menjadikan sedih. Tapi harus diambil pelajarannya. Bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahaan. Memang perpisahaan itu menyakitkan tapi kita berpisah bukan untuk melupakan namun akan selalu mengingat. Mengingat saat kita sama-sama berjuang di semester 3 dan 4, berjuang agar kita bisa lulus semua, dan itu sekarang sudah terwujud. Setidaknya tinggal semester 5 dan 6 kawan. Setahun lagi kita akan lebih jauh berpisah. Lagi-lagi bukan perpisahan untuk melupakan, melainkan perpisahan untuk mengenang.

Monday, September 26, 2011

Cerita Kuliah Perdana di Semester 5

Hari ini harus aku tuangkan ke dalam catatanku di blog ini, hari yang berkesan. Hari ini (26/9) hari masuk kuliah pertama di semester 5 tahun akademik 2011/2012. Aroma kemenangan menjadi mahasiswa tingkat akhir tercium sudah, uang saku pun menanti. Dan gak kalah yang menanti pun adalah penempatan. Walau pun masih jauh (kurang lebih setahun lagi) tapi kami harus mempersiapkan hati agar di hari nanti kami ditempatkan tidak kaget dan siap fisik dan mental. That’s will be the best for us God gives us because God never gives us what we want but what we need. Believe it, everything in your life is not an accident but a big and misterious scenario from God to us all. So whatever happens to us, all we need is to accept it because that’s the best for us.

Oke balik lagi deh ke cerita hari ini, pagi ini aku bangun kesiangan, pukul 07.00 padahal alaram sudah aku set pukul 04.00. Aku langsung saja mandi tanpa melakukan apa-apa lagi. Bukan karena kuliah perdananku di semester 5 ini pukul 08.00 tapi lantaran aku ingin ke perpustakaan untuk meminjam buku. Dugaanku banyak yang akan berburu buku yang memang sangat terbatas baik dari jenis dan kuantitasnya di perpus di hari pertama, maklum berdasarkan yang aku dengar dari dosenku untuk menyediakan buku-buku di perpustakaan harus dengan mekanisme pengadaan. Dan itu (pengadaan buku) akan memakan waktu yang tidak singkat. Ya apa boleh buat aku berburu buku seadaanya.

Sunday, September 25, 2011

Cerita di Kala Siang Yang Panas

Hari minggu siang, tanggal 25 September 2011. Cuaca panas menghiasi kota Tangerang dan Bintaro. Suhu bumi menyengat kulit, di dalam kamar pun seperti spa yang tak berbayar ala kadarnya. Ditemani sebotol minuman dingin sambil menulis untuk ngisi postingan blogku sepertinya kegiatan yang tidak kalah seru, langsung saja kuhidupkan laptop, mampir sebentar buka pesbuk kemudian aku berkicau di sini, di blogku. Kangen juga rasanya lama gak posting di blog ini, maklum dari sebelum tanggal 15 kemaren sampai pembagian kelas serta jadwal kuliah, aku lebih sering berburu informasi tentang itu (red: persiapan kuliah semester 5) hingga blog ini yang biasanya subur oleh postingan-postingan akhirnya sepi. Hehe, but now I come back to spell everything I feel, I think and of course everything I wanna share to you.

Gak kerasa emang besok dah masuk perdana di semester 5, kelas baru menanti dan gak kalah seru juga, teman baru menyambut. Jadi tidak sabar rasanya menunggu jadwal perkuliahan seperti biasanya karena aku dari SD memang tidak suka libur lama-lama. Rasa bosan saat libur itu selalu datang dan kerinduan segera masuk lagi pasti menyeretku. Yah, apalagi jika sudah di perguruan tinggi, libur semester bisa sampai 3 mingguan, libur kenaikan tingkat (ajaran baru) bisa sampai 1,5 bulan... arrggghhh waktu yang lama. Aku lebih suka libur satu minggu cukup sehari saja yaitu hari Minggu. Tapi ini kan menurutku, bagaimana dengan teman2 ku? Kebanyakan temanku semakin banyak hari liburnya semakin senang mereka. Yah, kembali lagi ke kita masing-masing.

Friday, September 16, 2011

Di Balik Rapat Kelulusan Semester 4

Tanggal 15 September 2011, hari yang tidak begitu cerah, awan kelabu menggelayut di langit, hujan di sore hari turun dengan derasnya disertai angin kencang. Ada moment penting hari itu, saat di mana nasib mahasiswa akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) diputuskan kelulusannya untuk satu semester yaitu semester genap. Banyak kisah menarik sekaligus memilukan hati. Mulai dari kabar bahwa kelasku sendiri lulus 100%, tapi di lain pihak ada beberapa puluh teman seangkatanku yang masih tertinggal. Artinya mereka harus keluar dar kampus yang selama 4 semester atau kurang lebih 2 tahun menjadi kampus mereka.

Inilah yang menjadi resiko pilihan kita. kita harus berdebar-debar setiap semester menunggu rapat kelulusan. Bukan seperti universitas lain yang jika salah satu mata kuliah tidak lulus tidak akan di-Drop Out, Indeks Prestasi (IP) serta Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pun tidak ada standar untuk universitas lain. Jika di STAN, IP semester ganjil harus 2,40 dan IPK semester genap harus 2,75. Tidak itu saja, jika salah satu mata kuliah MPK, MPB, MKB terdapat nilai D (41-55) maka walau standar IP atau IPK mencukupi tetap saja harus keluar dari kampus ini. Bukan standar yang mudah dicapai bagi beberapa kawan seangkatanku. Itulah yang melatarbelakangi Drop Out tidaknya mahasiswa STAN.

Monday, September 12, 2011

Kesehatan itu Modal (Capital)

Tiba-tiba saja nafas terasa sesak pagi ini. Bangun dari mulai tidur sekitar pk 04.00. Tepatnya terbangun pukul 05.00. Artinya aku hanya tidur satu jam. Entah kenapa tidak terasa ngantuk lagi. Mungkin in akibat energiku di siang hari tidak ku gunakan untuk aktivitas berlebih. Maklumlah, liburan masih 2 minggu lagi sebelum masuk di semester awal tanggal 26 September.

Akhirnya pagi ini aku mulai dengan jogging di kampus. Pagi yang indah, udara masih segar dan bersih. Terakhir jogging sekitar seminggu yang lalu, padahal saya tidak sibuk bahkan kategori menganggur menunggu jadwal masuk kuliah. Tapi entah kenapa kemaren-kemaren rasanya selalu malas untuk berolahraga, baru pagi yang dibangunkan oleh batuk akhirnya saya bergegas jogging. Suasana kampus masih sepi, hanya ada bebarapa orang yang jogging.

Sunday, September 11, 2011

Materi Pajak

Materi Pajak Daerah

(will be updated soon)

Monday, September 5, 2011

Tantangan Itu Guru Kita Lho

Apakah Anda tipe orang yang suka akan tantangan? Jika ya, maka selamat. Anda telah memilih menjadi orang yang unggul dibanding yang lain. Karena kebanyakan orang akan enggan berpindah dari zona nyaman (comfort zone) yang telah mereka peroleh. Kebanyakan orang takut tidak akan menemukan posisi di mana mereka berada sekarang. Mereka berkeyakinan bahwa saat seperti inilah memang keadaan yang paling tepat untuk mereka. Mereka akan bergeming mencoba hal-hal baru apalagi yang menantang. Hal yang menantang memerlukan energi serta kemauan yang kuat untuk menaklukkannya. Percaya atau tidak, orang-orang di pucuk pimpinan suatu organisasi adalah mereka yang mau mengambil kesempatan pengembangan diri untuk lebih baik, kesempatan pengembangan diri ini lantas kita sebut sebagai –tantangan.

Sunday, September 4, 2011

Jakarta dan Kota Besar Menjajikan Mimpi?

“Wah kamu hebat ya, pulang dari Jakarta”
Kalimat itulah yang jadi pendamping yang senantiasa dilontarkan oleh orang-orang di kampung si A. Mereka menganggap hidup di Jakarta itu enak dan menjajikan. Memang ibu kota, Jakarta, dari tahun ke tahun menjadi incaran peduduk desa yang hendak mengadu nasib ke ibu kota. Alih-alih ingin seperti si A, tanpa keahlian yang menjamin bisa bertahan di ibu kota, nekat berangkat demi asa yang lebih baik. Fenomena ini kita saksikan setiap selesai lebaran. Para pemudik kembali dari kampung halaman bukannya berkurang malah bertambah banyak. Dan celakanya mereka mereka yang ingin menikmati hidup di Jakarta, pergi tanpa keahlian yang memadai. Kalau sudah begini, mereka hanya akan menjadi beban Pemerintah DKI maupun Pemerintah Pusat.

Saat ini penduduk Jakarta sudah mencapai 9 jutaan, ditambah lagi pemudik yang membawa sanak keluarganya dengan harapan bisa mencari kehidupan yang lebih layak tanpa menghiraukan skill dan keahlian yang dimiliki. Tidak ada yang menyalahkan memang, semua orang berhak untuk pergi ke kota untuk mencari penghidupan dengan catatan mereka mempunyai kemampuan untuk dapat menghidupi diri mereka sendiri. Jika hanya bermodalkan nekat dari kampung pergi ke Jakarta atau kota-kota besar lainnya, maka tak mengherankan bukannya hidup enak malah beratnya hidup di Jakarta yang mereka alami.

Thursday, September 1, 2011

5 Hal Yang Bisa Kita Pelajari Dari Semut

Tuhan menciptakan semua makluk di dunia ini pasti ada alasan yang tepat. Septerti Tuhan menciptakan semut. Binatang yang kerap kita anggap merugikan dan mengganggu kita. Tapi, tentu saja itu anggapan yang tidak salah juga tidak benar. Semut hanya mencari makan dari makanan sisa yang tidak sengaja kita tumpahkan, apakah mereka salah? Tanpa makanan sisa itu, maukah kita semua memberi makan semut agar mereka tidak menggaggu kita? Tentu ini akan menambah pekerjaan kita bukan?

Kita bisa belajar beberapa keteladanan yang bisa kita terapkan di hidup kita sehari-hari. Lihatlah begitu Tuhan menciptakan binatang bernama semut. Mengapa semut harus memakan makanan sisa yang tumpah tadi? Karena jika makanan tersebut tidak dimakan semut maka sisa makanan tadi akan menjadi bakteri yang merugikan kesehatan kita. Nah, bukankah semut mencegah itu? Jadi jika sekarang kita melihat semut memakan makanan sisa tersebut jangan buru-buru marah-marah tidak jelas, tapi kita bisa secara bijak menyapu atau membersihkannya segera agar mereka tidak ada di dalam rumah kita.

Doomsday, Will It Be?

Honestly, if you think something it will influence you. It will accompany you, it can make you worry. Yeah, like my dream one night. I felt so woried, big flood was going to hit our land. It was so terrible. Till now, I feel my fear of my dream.

I can’t tell you sistematically about my dream and the detail. And I don’t have any means to make you fearful. This gonna be my writing, a writing of human being feeling what he underwent. Many exerpts of messange I understood and I realize now what my dream means. I needn’t worry more than I should be.

Hope, Feeling, and Pleasure of Mine

New Month has come, has my new spirit and hope come too? I think the answer is depend on how I face what will come. Yeah, I’m only a commoner having bad mood and good mood. But, being a moody is not good. We won’t be constistent to do what we should do.

Then, being moody is our choice. Why? Of course, isn’t this life a choice? I link it to that words. Life is choice. You wanna be serious, mad, easy, or whatever you like to be providing you don’t harm others. It’s legal you decide to choose your life. No one has the right to ban your choice. We are independent man.

Wednesday, August 31, 2011

Penghujung Agustus: Menjelang Penghujung Tahun

Tidak terasa sampai akhirnya kita dipenghujung bulan Agustus. Tinggal 4 bulan lagi akan memasuki tahun 2012. Tahun yang mudah-mudahan saya dan salah seorang teman janji akan saling memberi bunga dan coklat. “Promise?” haha, masih saja aku ingat. Mudah-mudahan tidak ada halangan dan satu angkatan kita wisuda bersama.

“Jangan pacaran dulu ya Gus”, kata salah seorang kerabatku. Ada lagi yang berkata, “Gus, kalau cari istri itu sama-sama anak STAN biar incomenya gede”. Kata yang terakhir itu sih tercetus dari salah satu seniorku yang sudah penempatan di salah satu instansi bergengsi di Indonesia, Khususnya bagi anak STAN spes Akuntansi.

Tuesday, August 30, 2011

Time Is Money, Do You Agree?

Semua orang memilikinya, tanpa terkecuali. Kaya, miskin; beruntung, sial. Semua diberi sama rata. Ia tak akan mau kembali lagi. Ia akan terus berjalan sepanjang masa. Ia menjadi saksi bisu hidup kita. Tak dapat melarang dan mengatur kita. Hanya bisu menemani kita. Siapa ia? Ia adalah waktu. Ya, waktu. Bahasa inggrisnya time.

Sering kali kita mendengar kata-kata atau sekadar ucapan, “Time is money”. Benarkah ungkapan ini? Tentu saja sesuatu itu ada pengikut setianya dan pasti ada penentangnya. Mereka yang pasang badan dengan istilah ini tentu setuju. Sedangkan yang mengacuhkannya adalah mereka yang merasa terbalik kenyataan yang mereka rasakan dengan ungkapan tersebut.

Thursday, August 25, 2011

Belum Cukup

Kebiasaan yang menurut saya tidak rugi menghabiskan berjam-jam (hah, mumpung masih jadi mahasiswa) nonton film. Baru saja 2 film yang saya tonton akhir-akhir ini, saya sudah mendapat makna yang menurut saya pribadi menjadi sebuah pesan yang akan merasa dosa bagi saya jika tidak membaginya ke teman, saudara, dan semua orang yang semoga memiliki manfaat. Ada beberapa deretan kata yang masih saja saya ingat sampai sekarang, entah itu dari bacaan mana yang pernah saya baca. Begini nih kata-katanya, “I have a passion to change a world. I try my best to run it but I realize I could’t do it. Then I try to change my country but again I fail. I try to change my region but I fail and fail. Then I still think to change my environment but I fail. Then virtually I realize that if I want to change the world I must change myself”. Deretan kalimat itu masih saja bersarang dengan kokohnya di kepala saya dan kata-katanya menyesuaikan dengan versi saya lhoo, hehe.

Saya merasa perlu dan sangat perlu mengubah diri saya yang menurut saya masih jauh dari kata cukup untuk seorang lelaki beranjak menjadi pria, masih belum cukup mengenal dan memahami filosopi hidup ini dengan benar, masih belum cukup mendalami ilmu agama yang menuntun kita ke jalan Tuhan, masih belum cukup untuk mengarungi luasnya samudra kehidupan ini. Untuk itulah saya akan selalu tanggap akan hal-hal disekitar saya untuk perubahan saya ke arah yang lebih cukup.

Monday, August 22, 2011

Garam dan Masalah Hidup

Sampai detik ini kini aku sangat menikmati hidup yang telah Tuhan berikan kepadaku. Nikmat yang telah dilimpahkan, rasanya aku beruntung memiliki itu semua. Cara mensyukuri hidup memang tidaklah harus kita pergi ke Las Vegas menghabiskan malam yang tak pernah redup, ke Punkhit Thailand menikmati indahnya panorama alam, ke Hawai merasakan sensasi kualitas wisata favorit warga dunia.

Bagiku, menikmati hidup itu cukup menarik nafas yang panjang dan katakan dalam hati, “Ya Tuhan, Aku masih bisa bernafas tanpa kendala”. Mudah bukan? Hiruplah nafasmu panjang-panjang dan tahan sebentar kemudian lepaskan perlahan-lahan, rasanya damai, tenang, dan inilah salah satu nikmat yang selalu bisa kita rasakan tanpa dirasan (red: disadari).

Ada Ketulusan Ku Lihat

Luar biasa sekali pemandangan yang barusan aku lihat, hmmm bukan barusan si kalo udah ke-tag di fesbuk ini. Kejadiannya sekitar pukul 11-an siang lebih lah 22 Maret 2010. Waktu itu aku dalam perjalanan pulang dari salah satu sentra penjualan sepatu di Jakarta. Aku asik sendiri di dalam angkot karena pada waktu itu hanya aku penumpang si abang sopir angkot. Ya biasalah namanya juga Jakarta, kota yang sering di-analogikan orang-orang kebanyakan sebagai kota yang lebih kejam dari ibu tiri. Kadang aku geli juga dengarnya, kemudian timbullah banyak pertanyaan di benakku yang terbiasa dengan sebutan orang yang selalu ada pertanyaan. Hehe, pertanyaan itu, “emang Jakarta bisa mukul pantat ya?”, “pernahkah orang yang bilang Jakarta seperti ibu tiri merasakan Jakarta?, jangan-jangan Cuma omdo?” en bla bla…. masih banyak berkecamuk lah di kepalaku ini.

Kembali ke ceritaku tadi, waktu itu aku lihat seorang lekaki yang hmmmm…. kalo boleh dibilang dan agak sarkastik nihh.. lelaki itu dekil, pakaiannya compangp-camping… aduhh… aku melihatnya pun agak miris, cara ia berjalan itu lhooo… agak pincang dan lusuh, sepertinya sudah beberapa minggu tidak tersentuh air. Hmmm…. begitukah nasib si bapak itu?, dan aku pun bersyukur atas nikmat yang diberikan Ida Sang Hyang Widhi atas semua yang telah aku bisa nikmati yang mungkin orang lain tidak.. Thanks my God my Lord, I’m bellow of you forever…

Friday, August 19, 2011

Jalanku Ke STAN (Kampus Impianku)

Dua tahun yang lalu yakni bulan Juli, sehari sebelum USM STAN yaitu tanggal 20 (inget-inget lagi) Juli pagi aku bersama-sama sekitar 200-an kawan seperjuanganku memulai pertempuran menghadapi test yang menentukan masa depan kami. Hari itu pagi hari di Metro, Lampung Tengah. Deretan mobil-mobil bus patas parkir di depan tempatku bimbel. Kalau tidak salah ada sekitar 5 mobil besar yang akan memberangkatkan kami ke Jakarta (waktu usm tahun 2009 belum ada di kota Bandar Lampung). Raut wajah teman-temanku sangat berbeda-beda satu sama lainya, ada yang terlihat santai seakan perjalanan ini adalah perjalanan wisata, ada yang ekspresi wajahnya begitu tegang mungkin ini penentuan masa depannya. Dan ada yang tampak tidak berekpresi. Yah itulah kesan wajah-wajah teman-temanku sesaat sebelum keberangkatan kami ke Jakarta.

Dan toa dari bapak pembimbing bimbel pun menyala menandakan kami harus bergegas menuju mobil bus besar yang dengan arogan dan gagah siap mengantar kami, anak kampung ini, menyebrang pulau yang bernama pulau Jawa tepatnya Jakarta kota yang mungkin sebagian dari kami hanya dikenal lewat berita atau sinetron yang berlatar di kota yang dijiluki lebih kejam dari ibu tiri. Perjalanan kami ini merupakan rangkaian dari beberapa persiapan dan proses sebelum kami bisa mengikuti ujian saringan masuk STAN. Sebelumnya aku sudah pernah ke Jakarta untuk menyerahkan berkas persyaratan mengikuti USM STAN dengan rombongan yang sama juga. Entah mengapa perjalanan kali ini begitu menegangkan. Aku berusaha menguasai diriku untuk tetap tenang. Doa Ayah Ibuku sudah menyertaiku, Doa tersemat dan terlantunkan dalam hati, dan aku siap.

Wise Father

Suatu hari ada anak yang sangat pemarah dan tempramental tinggal bersama sang ayah. sang ayah melihat sifat itu pada anaknya karena acap kali marah ketika permintaannya tidak dituruti pasti barang-barang dirumah dihancurkannya. hal itupun ia lakukan ketika rasa marahnya memuncrat ke teman2nya. sang ayah tidak mendamprat atau berkata-kata kasar kepada anaknya tersebut karena sang ayah sangat bijak (tp koq beda ama anaknya??, yah namanya aja kisah nrative bikinan untuk memotivasi, heheh9x)

Kemudian sang ayah mempunyai ide, dan memberitahukan kepada anaknya yang pemarah teresbut, ketika sang anak sedang marah. sang ayah memberi seember paku dan martil kepada anaknya. si anak bingung, dan bertanya, "untuk apa paku2 dan martil itu ayah?", sang ayah menjawab dengan tanpa ekspresi kemarahan namun ekspresi mengayomi, "nak, tancapkanlah paku2 ini setiap kali kau marah ke pagar kayu di belakang rumahmu sebagai ganti kau menghancurkan perabotan rumah". pinta sang ayah. kemudian sang anak mengiyakan.