Thursday, November 3, 2011

Sehambar Sayur (Judulnya Biar Menarik, :p)

Akhir-akhir ini berbagai macam rasa aku alami. Mulai dari rasa senang, sedih, dan juga bingung. Langit pun akhir-akhir ini sering mendung dan kelabu, sejoring dengan suasana hati yang tak menentu. Tapi menurutku ini hal yang wajar dan aku anggap saja ini sebuah proses pendewasaan diri. Dari sini aku belajar banyak, tentang cinta, persahabatan, dan ikatan emosional. Bingung? Semoga saja tidak. Ya, akhir-akhir ini aku mengalami guncangan rasa yang beragam. Rasa malas pun tak mau ketinggalan kereta.

Entah mulai dari mana tulisan ini agar semua yang aku alami tertuang lengkap. Tapi aku juga tidak ingin berlama-lama mendukung hatiku yang memang melankolis. Sempat juga komen-komenan di fesbuk dengan guruku di SMK, beliau sudah aku anggap ibuku sendiri, aku akhirnya memanggilnya dengan dua versi bahasa. Kebetulan beliau adalah guru Bahasa Inggris. Versi Bahasa Inggris aku memanggil beliau dengan sebutan “Mom”, sedangkan versi Bahasa Indonesia aku memanggil beliau dengan sebutan “Bunda”. Seakan beliau tahu aku lagi jatuh cinta. Haha, Thanks Mom, I know you know because you’d felt it in the past and mainly becuase we are close each other...


Tapi istilah jatuh cinta mungkin terlalu bagus dan puitis. Aku hanya mencari jawaban misteri perasaanku sendiri. Ingin melabuhkan hatiku di tempat yang benar-benar aku inginkan. Tapi aku masih mencari dermaga yang benar-benar mau menerima kapalku dan aku pun dengan tulus singgah untuk berlabuh. Lhooo kok jadi puitis begini sih? Haha, inilah hidup. Tak lengkap tanpa kehadiran cinta di sisinya. Kata orang yang lebih puitis, “Jadi bingun ini puitis atau dramatis?” wkwk. Hidup tanpa cinta bagaikan “Sayur tanpa garam”. Wow.... sehambar itukah hidup tanpa cinta? Kalau versiku sih, “Hidup ini bagaikan warna hitam-putih saja tanpa cinta”. Wkwkw, ini bukan puitis tapi lebih ngacoknya ngacok.

Ada lagi tuh yang bilang, “Jatuh cinta itu berjuta rasanya”, emang iya ya? Emang selama ini rasa itu ada berapa sih? Halah, kok malah mendebat pendapat ini sih. Namanya juga cinta, gak ada ukuran logika yang dapat menjangkaunya. Kalau kamu mengukurnya dengan logika, berarti kamu tidak jatuh cinta, hanya terobsesi dengan si dia. Harap bedakan obsesi dengan cinta. Obsesi itu cenderung cepat bosan, namun cinta itu kian hari kian subur walau kita sendiri tak tahu penyebabnya.

Haha, ngomong apa sih Gus? Jomblo yang satu ini mulai menanyakan dirinya sendiri. Wkwkw, oke lah kata Opie Andreasta, “I’m single I’m Very Happy” nampaknya jurus yang cukup menghiburku. Haha, setidaknya jomblo itu tidak begitu mengenaskan. Tapi sebenarnya memang iya sih—mengenaskan.

Tapi setidaknya aku punya beberapa temen curhat yang bisa mengobati sepi dan keringnya hati ini. Salah satunya ya blog ini, sebodo amat orang mau baca apa setelah aku tulis isi hatiku di sini. Haha, kalau blogger menurutku sih ada beberpa tipe. Ada blogger yang mungkin hanya ingin mencari info tentang e-business, atau ada pula yang memang ingin membaca postinganku ini sampai habis. Hayoo kamu kah yang lagi baca? Wkwk, selamat membaca tulisan gak penting ini. Laahh, si empunya aja bilang gak penting, gimana yang lain ya? Wkwk, ahhhh, yang penting aku bisa curhat di sini. Toh gak bayar juga. Wkwkw....

Trus juga akhir-akhir ini aku kok jadi suka nge-update status fesbukku dengan bahasa puitis ya, misalnya kalau hujan aku langsung sja menulis, “Hujan ini... “ bla bla bla. Yah, namanya juga lagi galau. Wkwkw, tapi sejauh ini sih it’s oke aku masih bisa mengontrol perasaanku. Mencari-cari suasana yang pas di hati yang rewel ini. Entah sampai kapan, beuuhhh, mulai dah puitisnya.

Dan hari semakin larut, aku ngantuk, masih ada yang ingin aku kerjakan... “Yahhh, gak lengkap deh ceritaku?” No problemo, aku bakal sering-sering kok posting di blog ini. Haha, Wait for my next post.

0 comments :

Post a Comment