Monday, November 28, 2011

Kisah Nyata Kesabaran dan Pengorbanan Seorang Istri

Sore hari sekitar pukul 17.00 tidak sengaja saya menemukan note ini di-post oleh salah seorang kawan di grup angkatan... saya sangat tersentuh dengan kisah ini, saya merasa perlu menyerbarkan cerita ini agar semua orang tahu dan ikut merasakan apa yang saya rasakan. Mencintai bukanlah menuntut untuk mendapat apa yang kita mau, tetapi mencintai adalah rela mengorbankan jiwa dan raga kita untuk yang kita cinta. Itulah menurutku yang disebut cinta sejati.

Kisah ini saya sajikan apa adanya atau saya kopas... bagi pihak yang merasa ini adalah karya tulisannya, saya mohon ijin menyajikannya di blog saya karena saya pribadi merasa perlu agar lebih banyak orang yang tahu kisah yang memilukan dan mengharukan ini sekaligus sangat menarik ini

Selamat terenyuh para pembaca yang baik hati... ambillah pelajaran yang terkandung di dalamnya. Semoga apa yang saya sajikan bisa bermanfaat. Sebarkan jika kamu merasa perlu lebih banyak orang yang tahu kisah ini. Selamat membaca...

Saturday, November 26, 2011

Cuci, Futsal, Warkop Hingga Penempatan

Jemariku kian ingin menggoreskan tinta, ingin terus menyapa pembaca yang mulai dari berbagai kalangan mampir di blogku. Ada rasa terharu dan senang. Banyak yang suka curcol (curhat colongan)-ku. Sebenarnya aku ingin menyampaikan apa saja yang ada di kepalaku kepada pembaca semuanya. Siang ini kembali jari-jariku asyik menari di atas keyboard laptopku. Menuangkan setiap kesan yang tertangkap oleh indra ini, mengajak semuanya merasakan apa yang aku rasakan. Kebetulan hari ini hari Sabtu, 26 November 2011, itu berarti weekend. Waktu yang lumayan luang bagiku, seorang mahasiswa yang selain kuliah tidak ada kesibukan berarti.

Pagi kumulai dengan bangun agak siang, pukul 06.00. Ada keinginan merefresh diri sejenak mengambil ember berisi setumpuk baju kotor. Bagiku mencuci baju itu adalah caraku menghibur diri. Di tengah ujian seperti ini, aku perlu hiburan yang tentunya tidak mahal dan dengan mudah bisa aku lakukan, yaitu mencuci. Sekali lagi hanya dengan mencuci bajuku. Simple kan cara ku menghibur diri? Yupzzz, aku bisa menikmati mencuci sebagai kegiatan merenungi kegiatan-kegiatanku sebelumnya. Memikirkannya lagi, kalau bahasa kerennya itu evaluasi.

Thursday, November 24, 2011

Tuhan Sahabat Terbaik

Bisakah kita semua bayangkan, jika setiap kita menghirup oksigen kita harus bayar? Setiap kita berbicara harus mengisi pulsa layaknya alat komunikasi? Setiap kita melangkah atau bergerak kita harus membeli bahan bakar? Jika itu terjadi, bisa dibayangkan betapa berat hidup ini. Tapi hal itu tidak terjadi dalam hidup kita, Tuhan memberi kenyamanan bagi kita. Tuhan menciptakan pohon untuk memproduksi oksigen agar makhluk hidup di muka bumi ini bisa bernafas dengan baik. Tuhan memberi kita pita suara yang ajaib agar kita bisa berbicara tanpa berbayar. Tuhan menciptakan engsel yang tak ada tandingannya sehingga kita bisa bergerak, berjalan dengan baik.

Kalau dihitung-hitung, nikmat yang Tuhan berikan tidak akan pernah bisa kita hitung. Selama ini saya yakin, kita melupakan nikmat Tuhan dan kita cenderung menuntut Tuhan mengabulkan doa-doa kita yang berasal dari nafsu kita akan sesuatu. Tapi beruntunglah kita semua karena Tuhan tidak pernah perhitungan memberikan kita apa pun yang kita inginkan. Perlu diingat, bukan semua keinginan kita yang Tuhan berikan tetapi yang terbaik buat kitalah Tuhan beri. Mungkin saja “A” baik menurut kita pribadi, tapi Tuhan lebih tahu yang terbaik itu “B” untuk kita. teruslah kita semua menjadi pribadi-pribadi yang pandai mengucap syukur kepada Tuhan.

Wednesday, November 23, 2011

I Still Love You But I Should Realize

Can you lie your heart? Does it succeed? I can’t run to hide from my feeling. How hard I try to forget her but she will come to my mind when I meet her. And the fact is it’s impossible to get her for me. Am I poor enough? I think yeah. Then, love is not about desire, love is always thinking someone even when you don’t want to do it. Stop? Not yet. Love isn’t such simple. It’s complicated. I am and may be most people think so. There is no certainty in love, always unpredictable and mysterious.

How many times do you ever feel in love? The answer may vary. I myself ever feel this twice. First when I was at Senior High School. I found a girl making my feeling always think about her, I wanted to be closed with her every time, I always wanted to know what she felt, I was happy to think about her. And that feeling goes till now. I’ve been successful to forget her from my mind. She has becomes a queen on my mind. Then the second, I feel the same feeling as I felt when I was at Senior High School. A girl stealing my concern. She reminded me to a girl I’d loved before. [sigh]... is this normal to love two girl? Yes or No I can lie my feeling, this is what I am feeling now.

Tuesday, November 22, 2011

Hujan dan Ujian MatKul Budaya Nusantara

Mendung menggelayut di atas langit Bintaro siang itu, tanpa panyung aku selonong berangkat ke kampus karena hari itu Ujian Tengah Semester V hari ke-2. Tepatnya tanggal 22 November 2011. Agaknya alam kurang bersahabat kali itu. Jam tangan omegaku menujuk pukul 10.30, waktu seperti kemarinnya (hari pertama ujian) aku berangkat ke kampus. Aku dengar kilat petir menggaung-gaung tidak terlalu keras seolah memberi petanda akan turun hujan deras. Sampai di jalan di depan kos terlihat yang lain terburu-buru menghihdari hujan. Aku salah satu dari rombongan itu menyusuri gang kecil di antara perumahan penduduk dan lingkungan kos-kosan. Baru beberapa meter aku melangkah rintik hujan bagai meteor jatuh. Sontak aku dan sebagian besar lari menghindari hujan. Apalagi aku tidak membekali diriku dengan payung.

Makin lama makin deras saja, gang-gang kecil jalan biasa kami lewati menuju kampus semakin sesak oleh antrian mahasiswa yang sama seperti diriku, mereka juga hendak ujian pukul 11.00. kepalaku sudah kuyup terguyur air hujan, ahh tak ku hiraukan yang penting aku tidak terlambat sampai di ruang ujian. Di gerbang kalimongso memang macet ketika ujian datang, gerbang yang hanya memiliki lebar 1 meter lebih sedikit itu harus menampung mahasiswa yang hilir mudik. Pukul 10.30-an memang arus balik dan berangkat mahasiswa. Otomatis ini memacetkan gerbang tersebut. Ini bukan sembarang macet, ini macet manusia. Kadang lucu juga sih membayangkan, tidak heran kalau macet kendaraan jika hendak pergi di Jakarta. Tapi kami harus berpuas diri macet juga di gerbang kalimongso. Haha, ini lah yang akan mengingatkanku kenangan kuliah di kampus tercinta—STAN.

Thursday, November 17, 2011

Manajemen Organisasi Kaitannya Dengan Leadership

Manajemen. Kata ini selalu menjadi misteri yang menarik hati. Manajemen erat kaitannya dengan leadership (kepemimpinan). Suatu organisasi yang baik pasti menerapkan teori-teori manajemen yang bagus dan aplikatif. Manajemen yang baik pasti memiliki leader yang handal. Suatu organisasi pada mulanya harus memiliki visi yang jelas agar tahu ke mana arah organisasi akan dibawa. Visi ini yang akan melahirkan misi. Misi inilah yang menjadi ruh atau pegangan operasional elemen-elemen manajemen. Ada pemimpin (manajer puncak), ada kepala bagian (manajer menengah), serta pelaksana (manajer bawah). Setiap elemen harus melegitimasi wewenangnya ke level yang lebih rendah kemudian akan diminta pertanggungjawabannya.

Persoalan muncul ketika organisasi itu baru lahir dan hendak berkembang. Di sinilah dituntut jiwa leadership yang kreatif, inovatif, serta inisiatif untuk menggerakkan keadaan statis organisasi menuju tujuan organisasi yang hendak dicapai. Dari leader inilah akan lahir para penerus yang akan menelurkan penerusnya juga. Kemudian dengan praktik-praktik manajemen yang disiplin akan tercipta suatu pergerakan organisasi yang harmonis menuju tujuan organisasi. Baik itu organisasi profit oriented, charity oriented, dan sebagainya tentu memiliki tujuan yang berbeda pula.

Thursday, November 10, 2011

Pemimpin Itu Bagaikan Buah, Bambu, dan Pohon

Isu-isu kepemimpinan dewasa ini santer menyambangi rongga telinga kita. Sebuah pengharapan dan sandaran kepercayaan dialamatkan pada ia yang ditampuk pimpinan. Memimpin itu bukan hal yang mudah, diperlukan suatu penyerahan setulusnya dari dalam diri kita jika kita dipercaya mempimpin. Saya tidak percaya pemimpin yang baik itu adalah ia yang mementingkan dirinya sendiri. Seorang disebut pemimpin jika dia mau dan sanggup mengiklaskan kepentingan-kepentingannya untuk mereka yang dipimpinnya. Sepertinya kata-kata saya ini bak kecapan embun di nuansa yang kering. Yah, setidaknya saya memimpikan sebuah perubahan yang nyata. Perubahan yang diinisasi oleh para pemimpin kita. jika saja hal itu terjadi, maka kata-kata “Korupsi”, “Kemiskinan”, “Pengangguran”, dan Saudara-saudaranya hanya akan menjadi perbendaharaan kata di kamus. Hanya bisa kita temui saat sibuk membolak-balikkan kamus besar yang menyimpan rapat-rapat kosa kata tersebut.

Lantas, dari manakah kesimpulan-kesimpulan yang saya uraikan di atas? Tentunya dari adonan kue yang tersaji di meja kehidupan sehar-hari. Saya belum menemukan sosok pemimpin yang benar-benar saya idamkan. Setidaknya saya memiliki kriteria, sosok yang benar-benar menghayati posisinya. Mengapa dia memimpin, siapa yang ia pimpin, dan bagaimana sebaiknya saya berlaku? Rentetan pertanyaan-pertanyaan itu tentu mudah dijawab oleh sosok pemimpin sejati. Lihatlah kondisi negara kita sekarang ini? Pemimpin hanya diukur dengan jabatan, kekuasaan, dan uang. Tidak lebih. Dia yang sanggup mencapai jabatan tertinggi, merampas kekuasaan yang tidak semestinya, serta mengisi pundi-pundi kantong pribadi dengan rupiah selama ini diamini adalah seorang pemimpin. Itukah yang kita sebut pemimpin? Saya katakan tidak!

Thursday, November 3, 2011

Sehambar Sayur (Judulnya Biar Menarik, :p)

Akhir-akhir ini berbagai macam rasa aku alami. Mulai dari rasa senang, sedih, dan juga bingung. Langit pun akhir-akhir ini sering mendung dan kelabu, sejoring dengan suasana hati yang tak menentu. Tapi menurutku ini hal yang wajar dan aku anggap saja ini sebuah proses pendewasaan diri. Dari sini aku belajar banyak, tentang cinta, persahabatan, dan ikatan emosional. Bingung? Semoga saja tidak. Ya, akhir-akhir ini aku mengalami guncangan rasa yang beragam. Rasa malas pun tak mau ketinggalan kereta.

Entah mulai dari mana tulisan ini agar semua yang aku alami tertuang lengkap. Tapi aku juga tidak ingin berlama-lama mendukung hatiku yang memang melankolis. Sempat juga komen-komenan di fesbuk dengan guruku di SMK, beliau sudah aku anggap ibuku sendiri, aku akhirnya memanggilnya dengan dua versi bahasa. Kebetulan beliau adalah guru Bahasa Inggris. Versi Bahasa Inggris aku memanggil beliau dengan sebutan “Mom”, sedangkan versi Bahasa Indonesia aku memanggil beliau dengan sebutan “Bunda”. Seakan beliau tahu aku lagi jatuh cinta. Haha, Thanks Mom, I know you know because you’d felt it in the past and mainly becuase we are close each other...