Tuesday, November 22, 2011

Hujan dan Ujian MatKul Budaya Nusantara

Mendung menggelayut di atas langit Bintaro siang itu, tanpa panyung aku selonong berangkat ke kampus karena hari itu Ujian Tengah Semester V hari ke-2. Tepatnya tanggal 22 November 2011. Agaknya alam kurang bersahabat kali itu. Jam tangan omegaku menujuk pukul 10.30, waktu seperti kemarinnya (hari pertama ujian) aku berangkat ke kampus. Aku dengar kilat petir menggaung-gaung tidak terlalu keras seolah memberi petanda akan turun hujan deras. Sampai di jalan di depan kos terlihat yang lain terburu-buru menghihdari hujan. Aku salah satu dari rombongan itu menyusuri gang kecil di antara perumahan penduduk dan lingkungan kos-kosan. Baru beberapa meter aku melangkah rintik hujan bagai meteor jatuh. Sontak aku dan sebagian besar lari menghindari hujan. Apalagi aku tidak membekali diriku dengan payung.

Makin lama makin deras saja, gang-gang kecil jalan biasa kami lewati menuju kampus semakin sesak oleh antrian mahasiswa yang sama seperti diriku, mereka juga hendak ujian pukul 11.00. kepalaku sudah kuyup terguyur air hujan, ahh tak ku hiraukan yang penting aku tidak terlambat sampai di ruang ujian. Di gerbang kalimongso memang macet ketika ujian datang, gerbang yang hanya memiliki lebar 1 meter lebih sedikit itu harus menampung mahasiswa yang hilir mudik. Pukul 10.30-an memang arus balik dan berangkat mahasiswa. Otomatis ini memacetkan gerbang tersebut. Ini bukan sembarang macet, ini macet manusia. Kadang lucu juga sih membayangkan, tidak heran kalau macet kendaraan jika hendak pergi di Jakarta. Tapi kami harus berpuas diri macet juga di gerbang kalimongso. Haha, ini lah yang akan mengingatkanku kenangan kuliah di kampus tercinta—STAN.


Yang membawa payung saja kebasahan, apalagi aku yang berangkat dengan tangan kosong. Yang membuat aku basah kuyup lagi adalah payung-payung yang dipegang oleh si empunya sesekali akan menyiram air ke tubuhku di tengah antrian. Lebih deras dari hujan yang memang deras. Air terhalang oleh payung melindungi si empu tapi ketika lewat di samping payung itu bukannya perlindungan yang didapat malah guyuran air hujan di sisi-sisi payung itu. Hmmm.... jadilah aku basah kuyup sekali lagi.

Menyusup di kerumunan agaknya menjadi strategi jitu menglahkan macet. Aku agak menunduk dan menyelip-nyelip di antara teman-teman yang antri, dan sampai lah aku di gerbang kalimongso yang menurutku agak fenomenal ini. Ckck, habisnya ini gerbang sanggup bercokol di blogku kali ini. Aku masih harus berjuang diguyur hujan menuju gedung D. Dari gerbang kalimongso kira-kira 500 meter. Lumayan terasa jauh juga di saat hujan seperti ini. Sssss.... zzzzzzzz.... aku berlari ke gedung D.

Sampai di kelas, pengawas ujian sudah siap. Tidak aku saja ternyata yang kehujanan, salah seorang temanku, Anita, juga kuyup kehujanan. Ujian pun di mulai dengan keadaan sepatu, celana hitamku, dan bajuku basah. Jadilah seperti lagu-lagu itu, baju kering di badang. Wkwkw... uyeeee.... berselang 30 menit setelah soal dibagikan, si Reza salah satu teman sekelasku sudah rampung ujiannya. Woowww... so fast! Ujian kali ini adalah ujian Budaya Nusantara. Mata kuliah yang hebat. Aku jadi tahu suku-suku di Indonesia.

Budaya Nusantara diajarkan kepada kami tujuannya adalah untuk memberi kami pengetahuan yang cukup agar kelak jika kami ditempatkan di mana pun kami sudah mempunyai pengetahuan tentang adat istiadat tempat kami yang baru. Bagaimana cara kami sebaiknya menyesuaikan diri, kebiasaan-kebiasaan orang-orang di lingkungan baru kami, dan sebagainya. Itu semua menjadi amunisi yang handal untuk kami bisa diterima dengan baik di tempat kami yang baru kelak. Kelak. Yah, kelak....

Aku pun selesai mengerjakan soal ujianku, kali ini ada 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Waktu 1,5 jam (90 menit) yang bisa aku selesaikan. Karena disediakan waktu 100 menit. Itu artinya aku kurang lebih 10 menit lebih awal mengumpulkannya.

Keluar dari kelas, cuaca di luar begitu cerah. Kontras dengan saat tadi aku berangkat ke kampus. Baju di badan sudah mengering, begitu juga rambutku yang sudah mengering. Semoga saja tidak sampai sakit karena ujian masih 2 minggu ke depan. Saatnya pulang ke kos bertapa mempersiapkan hari esoknya. Well, ini menjadi momen yang akan mengisi ingatanku....  aku pernah kehujanan dan terjebak di antrian manusia menjelang ujian mata kuliah Budaya Nusantara...

0 comments :

Post a Comment