Thursday, December 15, 2011

Semoga Lampung Segera Damai Kembali

Sungguh terkejut saya mendengar pertanyaan si abang Doel. Beliau menanyakan tentang berita pembantaian di daerah Mesuji, Lampung. Mungkin karena saya dari Lampung maka pertanyaan itu seolah-olah ingin mencari penegasan jawaban. Dan saya baru mendengarnya. Akhir-akhir ini saya tidak pernah menyaksikan berita update di televisi. Maklum di kamar kosku tidak ada TV. Oya, si abang Doel ini adalah penjual ketoprak yang telah kukenal dari saya tingkat pertama (semester awal) saya kuliah di STAN. Kami sering terlibat percakapan yang kadang saya banyak belajar dari kearifan seroang penjual ketoprak. Pengetahuannya update, ngomongin tentang politik oke, soal agama jangan ditanya.

Sontak pertanyaan itu membuat saya merasa kaget dan setengah tidak percaya. Bagaimana bisa, daerah Lampung yang menjadi tanah kelahiranku yang begitu damai kini mulai bergejolak. Sungguh berita yang menurutku tidak menyenangkan. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang jarang sekali terekspose. Baik ketika di suatu daerah lain di Indonesia yang mengalami bencana alam, dengan rasa syukur Lampung tidak pernah termuat di berita sebagai daerah yang tertimpa bencana alam. Bukan karena media tidak mendapat akses ke sana melainkan Tuhan masih menyayangi masyarakat Lampung dengan diberikannya ketentraman dan dijauhkan-Nya dari bencana alam.

Keadaan terbalik terjadi saat media memberitakan pembantaian masyarakat Mesuji di Lampung dan di Sumatra Selatan. Oya, kabupaten Mesuji kebetulan terletak di antara dua propinsi-Propinsi Lampung dan Propinsi Sumtra Selatan. Secara adat daerah Mesuji memang satu tetapi secara terotorial hukum daerah ini dibagi ke dalam dua wilayah.

Dalam waktu singkat daerah Mesuji menjadi hangat. Yang saya sayangkan adalah Lampung (Mesuji) diberitakan mengenai keadaan yang sangat memprihatinkan. Terjadi kesimpangsiuran berita. Klarifikasi ke pejabat terkait hingga saat ini masih belum mendapat jawaban yang sama. Pejabat terkait satu menyatakan yang membantai adalah pihak perusahaan sedang pihak yang lain menyatakan dengan yakin yang melakukan pembantaian adalah masyarakat itu sendiri karena terjadi konflik di antara masyarakat. Peristiwa ini mengingatkan saya pada peristiwa mengerikan di Sampit tahun 2001. Saya berdoa pada Tuhan ini tidak akan terjadi di Lampung.

Saya di sini tidak ingin mengulas lebih jauh tentang ketepatan pemberitaan. Saya pun minim informasi mengenai kebenaran yang terjadi di lapangan. Dan saya pribadi tidak ingin menuding dan menyalahkan pihak manapun. Karena saya tidak tahu akar permasahalannya. Yang membuat saya kaget juga adalah, peristiwa ini sudah terjadi berlarut-larut dari tahun 2009. Rentang waktu yang lama. Hampir 3 tahun dan baru terekspose oleh media sekarang. Mestinya aparat penegak hukum tanggap akan permasalahan seperti ini. Tapi hingga berta terakhir yang saya ikuti, sejumlah masyarakat melaporkan kejadian ini ke Komisi III DPR RI yang didampingi kuasa hukum.

Lampung yang damai kini berubah menjadi bergejolak. Semoga tidak meluas ke daerah lainnya. Tulisan ini saya goreskan lantaran keprihatinan saya mengenai permasalahan di tanah kelahiran saya. Mengenai fakta dan akar permasalahanya saya tidak tahu menahu. Dan saya pun merasakan menjadi orang kecil yang tidak akan bisa berbuat banyak jika ini merupakan suatu konspirasi politik atau permainan orang-orang yang memiliki pengaruh. Betapa pun kebenaran milik rakyat, hal itu hanya akan menjadi bumerang bagi meraka. Ketidakberdayaan ini lah yang mungkin menjadi motivasi orang-orang itu untuk menindas rakyat lemah untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Saya pribadi ingin mengajak semua pihak untuk membesarkan hati kita semua. Tuhan tidak pernah tidur, setiap kejahatan yang kita perbuat pasti akan dicatat dan akan mendapat hukuman dari-Nya  walaupun di dunia ini hukuman itu bisa dibalik. Rakyat bukanlah lawan yang dengan kepintaran dan kekuasaan kita lawan dan tindas. Rakyat adalah tuan kita yang harus kita layani.

Semoga keadaan ini semakin membaik. Juga untuk daerah Papua yang lebih sering terjadi konflik. Saya akan selalu mendoakan semoga Indonesia selalu berdaulat atas kesejahteraan rakyat dan bangsa ini. Semoga para pembaca yang budiman ikut merasakan dan ikut mendoakan seperti saya.

0 comments :

Post a Comment