Tuesday, August 30, 2011

Time Is Money, Do You Agree?

Semua orang memilikinya, tanpa terkecuali. Kaya, miskin; beruntung, sial. Semua diberi sama rata. Ia tak akan mau kembali lagi. Ia akan terus berjalan sepanjang masa. Ia menjadi saksi bisu hidup kita. Tak dapat melarang dan mengatur kita. Hanya bisu menemani kita. Siapa ia? Ia adalah waktu. Ya, waktu. Bahasa inggrisnya time.

Sering kali kita mendengar kata-kata atau sekadar ucapan, “Time is money”. Benarkah ungkapan ini? Tentu saja sesuatu itu ada pengikut setianya dan pasti ada penentangnya. Mereka yang pasang badan dengan istilah ini tentu setuju. Sedangkan yang mengacuhkannya adalah mereka yang merasa terbalik kenyataan yang mereka rasakan dengan ungkapan tersebut.


Dari kubu yang yang sebahasa dengan ungkapan ini adalah kelompok elit yang mapan, sibuk dengan kegiatan rutin mereka yang menghasilkan income besar, setiap saat adalah sangat berharga sehingga mereka selalu mempergunakan si tuan waktu dengan sangat hati-hati dan efisien. Mereka tergolong orang-orang yang sukses, sukses akan karir, kedukukan dan limpahan kekayaan.  Bagi mereka waktu itu sangat berharga dan seolah 24 jam sehari terasa tidak cukup banyak.

Beralih ke kelompok yang menolak rangkaian kata tersebut adalah mereka yang bingung menggunakan waktu mereka yang terasa banyak dan sehari rasanya lama. Bisa jadi kita sebut orang-orang ini adalah kaum yang kurang beruntung. Mereka merasa lebih diberi waktu 24 jam karena mereka hanya menggunakan waktu yang singkat untuk bekerja. Pantas saja mereka bilang waktu itu bukan uang.

Perbedaan dan persamaan apa yang dapat kita simpulkan dari kedua kubu tersebut? Mereka berbeda juga sama. Maksudnya adalah, mereka (kubu pro dan kontra) berbeda secara pandangan dan nasib. Tetapi mereka sama dalam hal nafsu.

Mereka seakan selalu menyalahkan keadaan. Selalu tidak puas akan yang mereka jalani. Yang mapan merasa waktu mereka tidak cukup banyak sehingga ingin waktu sehari ditambah saja. Sedangkan mereka yang mempunyai banyak waktu merasa waktu itu membosankan sehingga mereka ingin saja mengurangi waktu dalam sehari. Hmm, manusia itu memang tidak pernah puas.

Lantas, kubu manakah yang benar? Jawabanya tentu kedua kubu tersebut tidak ada yang benar. Waktu itu ukurannya sama saja, di manapun tetap akan 24 jam. Kecuali kita berada di planet lain yang waktu rotasinya berbeda. Ini di bumi, 24 jam itu mutlak tidak akan bertambah dan berkurang. Betapa pun kita memintanya.

Waktu bukan untuk ditambah dan dikurangi, melainkan kita harus menggunakannya sebaik-baiknya agar pas dengan kita. Bagi yang sibuk maka sempatkanlah beberapa saat untuk beristirahat dan menikmatinya. Bagi yang terlalu santai mungkin bisa mencari kegiatan yang bermanfaat, misalnya mencari income sampingan. Selain waktu tidak terasa lama, pundi-pundi kantong juga bertambah.

Kalau sudah begitu kita pasti mensukuri apa yang kita dapat dan apa pun keadaan kita. So, use your time wisely not just well.

2 comments :

chily said...

saat ada yg bilang waktu adalah uang, namun bukan berarti waktu = uang...waktu bisa memberikan kita kesempatan utk mendapatkan uang, tapi uang tidak bisa membeli waktu yg telah terlewatkan...waktu bukan untuk dibeli, Tuhan adil karena setiap manusia memiliki waktu dgn ukuran yg sama, hanya saja kesempatan dalam mempergunakan waktu ini yg berbeda-beda...
apapun profesimu, dari mana pun asalmu, sesibuk apapun dirimu, pergunakanlah waktumu dengan sebaik-baiknya, sebaik-baiknya dalam memperkaya diri dgn berbagai hal, sebaik-baiknya dalam memberi org lain dgn berbagai hal... "waktu adalah uang, namun waktu tidak sama dengan uang"

IWAP-48 said...

haduhhhh (mati jani) ckck, bu bos sudah ngomong puukk... tengkyuu bu bos... heehe

Post a Comment