Monday, September 12, 2011

Kesehatan itu Modal (Capital)

Tiba-tiba saja nafas terasa sesak pagi ini. Bangun dari mulai tidur sekitar pk 04.00. Tepatnya terbangun pukul 05.00. Artinya aku hanya tidur satu jam. Entah kenapa tidak terasa ngantuk lagi. Mungkin in akibat energiku di siang hari tidak ku gunakan untuk aktivitas berlebih. Maklumlah, liburan masih 2 minggu lagi sebelum masuk di semester awal tanggal 26 September.

Akhirnya pagi ini aku mulai dengan jogging di kampus. Pagi yang indah, udara masih segar dan bersih. Terakhir jogging sekitar seminggu yang lalu, padahal saya tidak sibuk bahkan kategori menganggur menunggu jadwal masuk kuliah. Tapi entah kenapa kemaren-kemaren rasanya selalu malas untuk berolahraga, baru pagi yang dibangunkan oleh batuk akhirnya saya bergegas jogging. Suasana kampus masih sepi, hanya ada bebarapa orang yang jogging.


Saya jadi sadar betul akan kesehatan. Saya yang masih bugar dan muda saja begitu tersiksa mengalami batuk berdahak disertai pilek. Pilek memang muncul lantaran kita kurang istirahat. Sedangkan batuk saya ini mungkin dari polusi di musim kemarau disertai angin yang cukup kencang sehingga debu-debu kecil terhisap mengakibatkan terakumulasi di paru-paru.

Kesehatan memang begitu mahal ketika kita sudah sakit. Kalau sudah begitu barulah kita tersadar betapa kita ceroboh merawat kesehatan diri. Sakit ringan seperti demam, batuk, pilek tidak begitu merusak kesehatan. Tapi, kebiasaan buruk kita yang kurang menjaga pola hidup sehat akan berdampak pada masa mendatang. Bisa saja di saat usia kita sudah senja, baru penyakit-penyakit itu datang dan menggerogoti hari tua kita. Sungguh bukan cerita yang baik.

Apalagi kita yang hidup di kota besar terutama Jakarta. Waktu terasa sempit sekali untuk beristirahat, apalagi untuk berolahraga. Waktu sebagian besar habis di jalan. Jarak yang tidak begitu jauh bisa ditempuh berjam-jam. Ini lantaran macet yang luar biasa. Bahkan, macet ini sudah identik dengan Jakarta. Padahal Jakarta tidak begitu luas. Contohnya jika mau ke Blok M dari Bintaro (kampus STAN) bisa memakan waktu hingga 3 jam lebih.

Kita harus pintar-pintar menggunakan waktu. Saya yang masih mahasiswa saja merasa kadang waktu itu sempit apalagi mereka yang sudah bekerja. Dari Senen sampai Jumat waktu dihabiskan di Kantor. Yang tersisa Sabtu dan Minggu, itu pun untuk memulihkan energi seminggu yang sudah dipakai. Ditambah lagi energi yang terbuang sia-sia di jalan.

Dan aktivitas di dalam kantor pun tidak menuntut mobilitas yang cukup bagi tubuh. Bisa saja hanya duduk sampai seharian. Artinya tidak ada pembakaran lemak. Jika kita mengkonsumsi karbohidrat dan gula berlebih, tidak heran jika masih muda dapat saja terserang penyakit jantung koroner. Ini akibat pankreas tidak mampu mengubah zat gula yang terkandung di dalam karbohidrat menjadi energi akibat kita tidak melakukan kegiatan fisik di kantor.

Lambat laun lemak darah atau yang biasa disebut kolesterol akan menyumbat pembuluh darah ke jantung. Inilah dampak dari hal kecil yang kita lupakan—olahraga. Apalagi pola makan yang tidak sehat. Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat tetapi tidak melakukan aktivitas fisik dan tidak diimbangi olahraga. Penyakit diabetes pun akan rentan menyerang. Dan komplikasi dari diabetes itu sangat mengerikan, stroke salah satunya, luka yang membusuk dan harus diamputasi ketika luka sedikit saja.

Dari riset para ahli di Amerika, setidaknya kita harus berjalan kaki kurang leihb 9 mil per minggu. Nah, kebiasaan kita yang mengendarai kendaraan bermotor tentu tidak mencukupi kegiatan jalan kaki kita. Ini sebenarnya bisa disiasati dengan jalan-jalan atau pun jogging di akhir pekan. Apalagi di Jakarta setiap minggu ke 2 dan ke 4 di Bundaran HI dan sekitarnya diadakan Car Free Day yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Jakarta. Ini bisa jadi ajang refresing dan berolahraga.

Para ekspatriat atau eksekutif muda memang identik dengan waktu yang sangat terbatas. Jangankan waktu untuk berolahraga, waktu untuk istirahat di rumah saja mungkin minim. Nah, kalau untuk yang satu ini biasanya mereka berolahraga di satu tempat yang namanya Fitness Center yang banyak terdapat di Jakarta.

Hidup akan sangat indah jika kita sehat. Bebas dari penyakit. Untuk itu selagi muda kita harus membiasakan pola hidup sehat. Perbanyak makan makanan berserat, kurangi makanan kalengan (berpengawet), cukup istirahat, dan tentunya kondisi psikologis kita harus dijaga dari kata yang namanya stess. Stress pun bisa memicu berbagai penyakit. Beban pekerjaan yang berat, kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung, serta berfikir terlalu rumit akan menambah stress saja. Ada kalanya kita harus berfikir santai dan happy. Ini juga untuk kesehatan psikologis kita.

Kalau yang saya amati sih biasanya kaum wanita lebih malas untuk berolahraga. Kecenderungan ini sangat merugikan lhoo. Dan bagi kaum muda, yang masih bugar dan sehat dari sekarang mari kita jalani pola hidup sehat demi kesehatan dan hari tua. Sehat itu maknanya sangat luas. Bagi yang ingin berkarir sehat itu modal besar. Mari menabung untuk modal kita, kesehatan.

0 comments :

Post a Comment