Tuesday, April 2, 2013

Kurangnya Pendidikan Politik Kepada Rakyat

Sebentar lagi kita akan menyongsong tahun politik, tahun 2014. Sebutan tahun politik karena pada tahun tersebut diadakannya pesta demokrasi. Apa itu pesta demokrasi? Apa lagi kalau bukan pemilu. Masa bakti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan habis di tahun 2014, kita tunggu saja siapakah figur calon presiden dan wakil presiden pengganti beliau.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, kita dituntun untuk dinamis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Salah satunya adalah proses pemilihan presiden yang dari tahun 2004 dilakukan secara demokratis. Namun ada satu permasalahan yang menurut saya akan menghambat kematangan proses demokrasi tersebut, kesadaran politik masyarakat.


Seharusnya dengan proses pemilihan yang demokratis ini rakyat berperan aktif dalam menentukan figur pilihannya, namun yang terjadi di lapangan adalah tindakan masyarakat yang cenderung apatis. Ini terbukti dari banyaknya golput di beberapa pemilihan kepala daerah yang baru-baru ini dilaksanakan. Dari tahun ke tahun survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga hasilnya amat mencengangkan, golput terus meningkat seiring proses demokrasi yang mengarah kepada kematangan.

Tentunya banyak faktor yang menyebabkan masyarakat antipati dan apatis terhadap dunia perpolitikan, salah satunya adalah banyak politisi yang tersandung kasus korupsi. Rakyat seakan jengah dengan apa yang terjadi saat ini. Yang mereka tahu adalah para petinggi memperjuangakan nasib mereka. Namun apa yang terjadi merupakan kebalikannya, sehingga keengganan untuk menentukan figur yang akan memperjuangakan nasib mereka pun urung dilakukan.

Selain faktor persepsi masyarakat yang demikian, saya menangkap bahwa pendidikan politik di negeri kita ini memang belum bisa mengimbangi keinginan agar demokrasi kita matang. Pendidikan politik bukan melulu soal memberikan ceramah tentang teori politik ke khalayak, tentu saja tidak semua orang dapat mengaksesnya dengan cara yang demikian. Pendidikan politik menurut saya yang efektif adalah teladan di dalam dunia politik. Di sinilah para petinggi memberikan contoh tindakan-tindakan yang dapat masyarakat tiru dan contoh. Masyarakat akan sadar betul bahwa memang seperti inilah caranya berpolitik.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, petinggi di negeri kita ini sibuk dengan urusan pribadi dan golongannya. Lupa memberi pendidikan politik dasar yang diinginkan masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang menjadi enggan hanya sekedar mendengar kata politik pun. Efek lebih buruknya adalah antipati dan apatisme masyarakat terhadap politik dengan tindakan golput. Kalau sudah begitu bukannya demokrasi kita akan menjadi semakin maju malah akan mengalami kemunduran.

Tulisan sederhana ini saya tujukan untuk pengharapan semoga ke depan akan muncul figur-figur pemimpin yang mampu memberi pendidikan politik yang baik kepada masyarakat sehingga proses demokrasi kita kian matang. Semoga politik yang dianggap kejam tidak lebih kejam dari ibu tiri. Mari kita sama-sama mendewasakan diri agar negara kita semakin bermartabat.

0 comments :

Post a Comment